Sementara itu, Buya Arrazy menitipkan pesan kepada media.
Buya meminta agar peristiwa meninggalnya sang anak tidak diberitakan terus-menerus.
"Kami mohon teman-teman media untuk tidak memberitakan terus menerus, demi menjaga perasaan kami (keluarga, red)," kata Buya di sela acara tahlil kedua di rumah duka di Desa/Kecamatan Palang, Kamis (23/6/2022) malam, dikutip dari Surya.
Buya juga menyatakan pihaknya sudah ikhlas atas kepergian sang putra.
"Mohon doanya, saya dan keluarga ikhlas atas musibah ini," bebernya.
Dalam acara tahlil kedua di rumah duka, banyak tetangga maupun kerabat yang ikut memanjatkan doa pada Hushaim.
Buya Arrazy terlihat memejamkan mata sejak awal tahlil hingga selesai.
Sesekali ia mengusap air mata, tak kuasa menahan kehilangan yang dirasakan.
Saat tahlil selesai, banyak jemaah yang menyalami dan mendoakan agar ulama muda itu tetap tegar.
3. Kronologi singkat
Diberitakan sebelumnya, Kapolres Tuban, AKBP Darman mengatakan, musibah yang menimpa keluarga Buya Arrazy itu bermula saat pengawal dari unsur kepolisian yang mengawal Buya Arrazy melakukan salat dhuhur.
Senjata api yang dibawa petugas berinisial M ini kemudian ditaruh di tempat yang dianggap aman.
Namun, meski sudah ditaruh ditempat yang dianggap aman, senjata api itu ternyata justru bisa dipakai mainan oleh anak Buya Arrazy.
"Saudara M ini sedang salat lalu menaruh senjata api di tempat yang dianggap aman. Ini musibah, tidak disengaja. Untuk selanjutnya, M akan diperiksa oleh satuan tempat bertugas," ungkap Kapolres di lokasi.
Baca juga: Buya Arrazy Ikhlas sang Putra Meninggal Tertembak Pistol, Tak Menuntut Siapapun, Polisi: Case Close
Berdasarkan keterangan saksi warga setempat, korban tertembak saat berada di rumah.
Saksi tidak mengetahui detail bagaimana proses penembakan tersebut, termasuk juga tidak mendengar bunyi tembakan.
"Kejadiannya di rumah, ramai sekali itu," beber saksi yang enggan disebutkan namanya.
(Tribunnews.com/Daryono) (Surya/M. Sudarsono/Akira Tandika Paramitaningtyas)