Tingginya batu itu hanya setengah meter dari air tepi pantai itu.
"Belum diketahui, apakah korban itu sering memancing di pantai itu atau tidak. Sebab, kami masih kosentrasi untuk melakukan pencarian," ujarnya.
Baru pada lemparan kailnya yang pertama, tiba-tiba datang ombak besar.
Itu langsung menghantam batu karang, yang diduduki mereka bertiga. Ketiganya juga terkena hempasan ombak yang menghantam batu--tempatnya melempar senar pancingnya itu.
Baca juga: Kakek di Lumajang Hilang Terbawa Arus Sungai Bondoyudo Saat Memancing, Begini Kronologinya
Celakanya, anaknya langsung terjebur, sedang bapak dan ibunya, tidak apa-apa meski basah kuyup.
"Ombak itu tidak diduganya karena sebelumnya hanya landai-landai saja.
Namun baru mulai memancing tiba-tiba datang ombak seperti itu," paparnya.
Melihat anaknya terjebur setelah dihantam ombak, namanya ayah, Sumaji langsung mengejarnya.
Tanpa berpikir akan bahaya padanya, ia langsung melompat Sedang, istrinya menunggu di atas batu karang sambil menangis ketakutan.
Dalam kondisi seperti itu, Erna kian khawatir karena suaminya tak juga terlihat muncul ke permukaan meski sudah beberapa menit.
Begitu suaminya tak muncul-muncul, ia bukan hanya bisa menangis dengan kian ketakutan namun juga kebingungan yang luar biasa.
Sebab, tak ada orang lain di pantai, selain dirinya sendiri.
Akhirnya, ia mencari pertolongan ke warga, yang jaraknya sekitar 1 km ke perkampungan terdekat.
Begitu warga nelayan berkumpul, malam itu dilakukan pencarian namun baru Sabtu kemarin, jasad anaknya ditemukan.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kisah Ayah di Blitar Coba Selamatkan Anaknya yang Terseret Ombak, Tapi Malah Berakhir Pilu