TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Muhamad Dahlan (51) tidak sempat melawan ketika komplotan maling mencuri di SMPN 16 Kota Bogor, Jawa Barat.
Dahlan mengaku kejadian itu ketika dia sedang tiduran dan tiba-tiba tiga komplotan maling itu sudah ada di sekitarnya.
Baca juga: Gagalkan Percobaan Pencurian di Bogor, Penjaga Sekolah Disebut Berlumuran Darah
Kejadian itu diketahui terjadi pada Rabu (29/6/2022) sekitar pukul 02.30 WIB dan sempat terekam kamera pengawas CCTV.
Cerita Dahlan, dia diancam ketika berusaha melawan.
"Dia bilang, kalau sayang anak istri, jangan teriak. itu sambil nempelin golok ke saya. Ya saya juga kan sudah ngga bisa ngapa- ngapain lagi itu kan. Iya diancam, ya begitulah (diancam dibunuh)," kata Dahlan dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Belum sempat melawan, Dahlan langsung diikat dan dibekap mulutnya menggunakan lakban.
Dahlan pun menceritakan, dirinya disekap oleh tiga orang komplotan maling sekaligus.
"Saya memang lagi tiduran, tapi ngga tidur, posisi saya miring menghadap ke kursi. Terus tiba-tiba kepala saya ditarik ke belakang, terus mulut saya langsung dilakban sama satu orang, ngga bisa apa-apa saya itu.
Baca juga: Modus Baru Pencurian Motor di Bogor, Pura-pura Minta Garam
"Terus pelaku satu lagi pegang tangan saya ditarik ke belakang badan, terus diiket, terus satu pelaku lagi pegang kaki saya, diiket juga. Jadi ada tiga orang yang iket saya itu," jelas Dahlan.
Dirinya pun sempat melihat secara sepintas komplotan maling itu langsung bergerak ke arah ruangan Tata Usaha SMPN 16 Kota Bogor.
Bahkan, dirinya secara jelas mendengar, bahwa dua orang temannya yang ikut berjaga sudah diikat olehnya.
"Posisi pelaku di belakang saya, jadi saya ngga lihat mereka. Posisi lampu juga dimatiin jadi agak gelap. Terus satu pelaku bilang, tuh teman kamu juga lagi diiket, kamu diam. Terus saya dengar mereka jalan, itu mungkin ke ruang TU, saya ngga bisa balik badan, kan ada yang jagain saya," tambahnya.
Baca juga: Sudah Tuntun PCX Sejauh 2 KM, Maling Berpeci dan Bersarung di Semarang Tetap Gagal Gasak Motor
Dirinya yang diikat dan disekap itu tidak sempat melakulan perlawanan sedikit pun sampai pagi menjelang.
Dirinya pun mengaku, melakukan beragam cara agar bisa meminta pertolongan untuk dibebaskan.
"Lakban itu yang dimulut saya dorong gitu aja kan, pokoknya mulut saya gerak gerakin supaya lakban geser, pakai ludah kan biar lemnya kebuka gitu. Saya jam 3 pagi udah kebuka tuh mulut, saya teriak tapi ketahan, jadi suara ngga keras," tambahnya.
Akhirnya, Dahlan yang terus berupaya membebaskan diri selama beberapa jam itu mendapat pertolongan dari rumah yang berada di depan sekolah.
Dahlan pun menceritakan, aksi temannya yang memaksa keluar ruangan meminta pertolongan.
Baca juga: Kronologi Wanita Ditemukan Tewas Mengenaskan di Tangsel: Sempat Teriak Minta Tolong Ada Maling
Dimana, kata Dahlan, temannya yang ikut disekap, sampai memaksa menggelinding ke arah luar ruangan tempat dia disekap dan diikat.
"Terus temen saya baru bisa kebuka juga lakban di mulutnya, terus menjelang pagi itu mang ipin (korban) itu guling-guling tuh sampai pintu depan, sampai teras. Itu ada sekitar jam setengah enam lah. Baru tuh yang warung depan liat, terus denger teriakan mang ipin. Terus ya gitu, alhamdulillah warga dateng tuh selametin kita," tandasnya.
Komplotan maling yang berhasil menggasak enam buah laptop, satu buah infocus, dua buah gawai, dan uang senilai Rp1.5000.000 ini, turut mengancam nyawa dengan menyekap dan mengikat kaki tangan tiga orang penjaga sekaligus.
Penulis: Rahmat Hidayat
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul 'Kalau Sayang Anak Istri Jangan Teriak', Cerita Satpam SMPN 16 Bogor yang Disekap Komplotan Maling