News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Teknologi Mudahkan Akses ke Lokasi Wisata

Editor: Brand Creative Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keindahan dari atas awan

Tribunnews.com, Papua Barat - Titik-titik hujan mengguyur pesawat yang saya tumpangi 30 menit sebelum mendarat di landasan pacu bandara Domine Eduard Osok. Rasa haru menyeruak dari lubuk hati terdalam ketika melihat bangunan bandara tiga lantai dan pemandangan kota Sorong dari udara. Saat itu beberapa patah kata pun terucap dengan lirih, "Sorong, saya pulang!"

Sorong yang dulu pernah dikenal sebagai Kota Minyak di bumi Papua Barat ini adalah tempat saya dibesarkan. Terakhir kali saya mengunjungi kota ini pada tahun 2008 silam. Dulu, belum ada bangunan megah tiga lantai di sini.

Bahkan jika dibandingkan ketika saya masih kecil, kala itu bandara kota Sorong berada di pulau lain, tepatnya di pulau Jeffman, Kabupaten Raja Ampat yang berjarak sekitar 1,5 jam dengan menggunakan kapal ferry. Jadi, bisa dibayangkan betapa sulitnya mencari transportasi yang memadai dan cepat jika bandara masih berada di lain pulau.

Usai turun dari pesawat, saya masih termangu di dalam ruangan bandara Domine Eduard Osok. Melihat kehadiran garabarata dan sabuk conveyor otomatis untuk mengambil bagasi saja sudah membuat saya ingin menangis karena terharu.

Dulu, hanya ada meja check-in beberapa maskapai dengan beberapa stafnya. Dulu, fasilitas seperti garbarata dan conveyor belt itu saya anggap kemewahan yang hanya ada dan bisa dirasakan di bandara-bandara di kota besar, bukan di kota kecil seperti ini.

Sambil berjalan kaki pulang dari bandara menuju ke rumah saya yang berjarak hanya 1 kilometer dari bandara, saya melihat tanah rawa dan lahan kosong yang dulu saya gunakan sebagai tempat bermain pun kini telah berganti rupa.

Sebagai kota singgah menuju ke wisata favorit di Papua Barat, yaitu Kepulauan Raja Ampat, Sorong menjadi tempat persinggahan banyak wisatawan dalam dan luar negeri. 

Kali ini, setelah 10 tahun tidak menyambangi kota ini, saya bisa melihat berbagai perkembangan teknologi, sarana, dan prasaran transportasi yang semakin memadai di Sorong. Saat akan menuju ke terminal dan bertanya ke teman angkot apa yang harus saya naiki, dia pun berkata, “Ko pi pesan ojek online toh. Ini su bukan jaman kita SD dulu.”

Teknologi di di kota Sorong ternyata telah dan terus berkembang sehingga memudahkan untuk mengakses transportasi secara online di manapun.

Setelah beberapa hari di kota Sorong, saya pun menuju ke kota Teminabuan, sebuah kota kecil berjarak 5 jam naik mobil dari kota Sorong. Ternyata, di Teminabuan sudah ada bandara Teminabuan yang telah beroperasi dengan pesawat-pesawat kecilnya.

"Hampir setiap hari selalu ada penerbangan di bandara itu. Daripada menempuh jalan darat 4-5 jam lebih enak pakai pesawat toh, 30 menit sampai," ujar paman saya yang telah menjadi orang Lokal Bercerita kepada saya.

Saya berkesempatan menyambangi danau terbesarnya yaitu Danau Ayamaru dan juga sebuah danau kecil yang indah di tengah hutan bernama Danau Framu. Sebuah danau dengan air sejernih dan sebening kristal yang terletak di Distrik Maybrat, Papua Barat.

Saya bersyukur bisa kembali menginjakkan kaki di Sorong. Dengan kehadiran teknologi transportasi di tanah Papua Barat yang terus berkembang, akan semakin banyak potensi wisata baru yang bisa dikembangkan di sini. Karena “Sa Papua, Sa Bangga” dengan kemajuan teknologi di Papua Barat yang semakin canggih sehingga memudahkan akses menuju ke berbagai tempat wisata.

Simak beragam cerita lokal yang tidak kalah menarik di matalokalmenjangkauindonesia.tribunnews.com. Saatnya torang bercerita!

Penulis: Endah Kurnia Wirawati

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini