Setelah itu, keduanya dibawa ke dermaga terdekat dan diantar pulang.
Saat ini, Rochman dan anaknya masih menjalani sejumlah pemeriksaan oleh petugas medis.
Sedangkan perahunya, belum juga ditemukan.
Respon Dinas Kelautan Kendal
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kendal, Hudi Sambodo mengatakan, pihaknya sudah berkordinasi dengan himpunan nelayan seluruh Indonesia (HNSI) Kendal terkait tenggelamnya perahu nelayan.
Dia mengimbau kepada seluruh nelayan Kendal agar ke depan lebih berhati-hati saat melaut mencari ikan.
Dengan cara, mencermati prakiraan cuaca dari BMKG, menyiapkan perlengkapan keselamatan, seperti pelampung untuk mengantisipasi jika terjadi cuaca buruk dan gelombang tinggi di tengah laut.
Hudi menyebut, nelayan sebaiknya memperhatikan waktu-waktu yang kurang bersahabat bagi nelayan, biasanya rentang November hingga Januari.
Baca juga: Tim Penyelamat Cari Keberadaan Nelayan yang Hilang di Sungai Jeneberang Gowa
Waktu tersebut, lanjut dia, adalah musim hujan dan kerap terjadi angin kencang dan gelombang pasang. Sehingga, lebih berhati-hati ketika berlayar mencari ikan.
"Yang terpenting, utamakan keselamatan. Hindari melaut jika cuaca buruk, dan upayakan semua perlengkapan keselamatan selalu siap ketika mencari ikan," imbaunya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kisah Bapak dan Anak Terombang-ambing Seharian di Laut Kendal, Kapal Tenggelam Dihantam Ombak Besar