News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Taman Nasional Komodo

Tiket Masuk ke Pulau Komodo Naik, PHRI Manggarai Barat: Banyak Travel Agen Batalkan Paket Wisata

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Varanus komodoensis atau Komodo sebagai hewan endemik di Indonesia. Melonjaknya tiket masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar menimbulkan kerugian bagi pelaku di industri pariwisata.

Laporan Reporter Tribunflores.com, Aris Ninu

TRIBUNNEWS.COM, LABUAN BAJO - Melonjaknya tiket masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi Rp 3,75 juta menimbulkan kerugian bagi pelaku di industri pariwisata. Terakhir, agen perjalanan wisata dan penginapan terkena dampaknya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Manggarai Barat, Sil Wangge mengatakan dampak kenaikan tiket masuk ke Pulah Komodo telah membuat banyak agen-agen travel membatalkan paket perjalanan wisata.

“Memang dampaknya bukan hanya di hotel atau di restoran saja. Tetapi yang paling terdampak itu adalah agen-agen perjalanan yang sudah menjual paket wisata sampai dengan akhir tahun tiba-tiba ada pembatalan. Walaupun ada kompensasi misalnya sampai 31 Desember itu masih pakai harga lama tetapi karena viral berita baik nasional maupun internasional,” kata Sil yang dihubungi TRIBUNFLORES.COM dari Maumere, Rabu, 3 Agustus 2022 malam.

Baca juga: Rugikan Pariwisata Labuan Bajo, Anggota DPR Ini Juga Tolak Kenaikan Tarif ke Pulau Komodo

Ia menjelaskan, wisatawan saat ini terus memantau situasi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai. Maka itu, tetap menginginkan wisatawan harus ada di Labuan Bajo.

“Kenaikkn tiket masuk ke Pulau Komodo sebesar Rp 3,75 juta bagi kami sangat besar sehingga kami minta ditunda. Jika pun ada kenaikan harus secara bertahap. Misalnya dari Rp 500 ribu ke Rp 1 juta. Atau di Pulau Komodo ada tiket masuk tapi di pulau lain jangan diberlakukan tiket masuk,” ujar Sil.

Ia mengatakan, harusnya kenaikan tiket masuk ke Pulau Komodo diberlakukan dengan sosialisasi yang baik dan ada kompensasi sehingga tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan.

“Maka itu, kami minta ditunda dulu. Apalagi barus selesai masa pandemi Covid-19,” paparnya.

Ia mengatakan, sosialisasi soal kenaikan tiket masuk Komodo pun baru dilakukan pasca ada protes dari pelaku pariwisata di La-buan Bajo.

“Saya sarankan mari kita duduk bersama dan bicarakan sehingga ada jalan keluar,” tegas Sil.

Baca juga: Tarif TN Komodo Naik, Ribuan Pelaku Parekraf Terancam Jadi Pengangguran hingga Muncul Isu Pungli

Minta Pertimbangan

Sebelumnya, Cafe dan Laundry G20 Komodo di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat tanpa pengunjung sejak tarif harga tiket masuk ke Taman Nasional Komodo yang diberlakukan, Senin 1 Agustus 2022.

Eusebius Neno Tembek, pemilik tempat usaha tersebut, mengaku resah dengan kondisi yang dia hadapi saat ini. "Memang kosong, tidak ada pengunjung," kata pria yang akrab disapa Ebit Neno ini, Rabu 3 Agustus 2022.

Oleh karena itu, Ebit Neno meminta agar pemerintah pusat perlu mempertimbangkan kembali kebijakan menaikkan harga tiket masuk ke Pulau Komodo dan Padar.

"Begini kita baru mulai dengan pemulihan ekonomi karena Pandemi Covid 19, tetapi harus dihadapkan dengan kenyataan saat ini yang tentunya ganggu roda perekomian pelaku usaha di sini," ungkapnya.

Dia menguraikan Pulau Komodo dan Padar adalah destinasi yang memang paling digandrungi para wisatawan sehingga naikknya harga tiket bisa berakibat jumlah wisatawan menurun.

Ebit Neno mengatakan, kebijakan pemerintah menaikkan harga tiket masuk ke Pulau Komodo dan Padar tentu didasari dengan pertimbangan yang matang.

Namun menurutnya kebijakan tersebut belum tepat diberlakukan saat ini, karena masyarakat dan pelaku usaha sedang dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid 19.

Ebit Neno menguraikan sebelum diberlakukannya tarif baru masuk sehari jumlah wisatawan yang mampir di cafenya dan yang memakai jasa laundry miliknya berkisar 20 hingga 25 orang.

"Wisatawannya beragam tapi kebanyakan dari luar daerah dan wisawatan asing," kata Ebit Neno.

Produk Cafe G20 yakni makanan ringan dari pangan lokal yang dihimpun dari berbagai daerah di daratan Flores.

Baca juga: Demo Tarif Masuk Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo Berujung Rusuh, Berikut Respons Sandiaga Uno

Ebit khawatir, jika cafenya sepi terus, maka akan berdampak pula bagi para pemasok makanan ringan.

Selain menjual makanan ringan Ebit juga menjual jus buah seperti jus buah naga, jus buah advokat,jus buah jeruk,

Dia juga menjual makanan seafood dan coffe break barista seperti, expreso, americano, longBlack, capucino, late Art, Francepress, V60, vietnam drip, moccapot, dan minum varian ice coffe lainnya.

Selain makanan dan minuman tersedia souvenir hasil kerajinan lokal seperti gelang tangan, gantungan kunci, selendang songket, kain songket, macam-macam topi songket dan lain-lain.

Artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul PHRI Manggarai Barat Sebut Ada Dampak Kenaikkan Tiket Masuk Pulau Komodo

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini