TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Mantan Panglima TNI Moeldoko menyayangkan perilaku anggota Paspampres yang memukul sopir truk di lampu merah di Solo, Jawa Tengah.
Pemukulan tersebut terjadi pada di kawasan Jalan Ahmad Yani, atau di simpang Girimulyo, Banjarsari, Solo pada Selasa (9/8/2022).
Baca juga: Gibran Beri Jawaban soal Tarik Masker Paspampres yang Pukul Sopir Truk Dinilai Kurang Sopan
"Saya selaku mantan Panglima TNI, menyayangkan hal-hal seperti itu," kata Moeldoko, saat ditemui di Kampus UNS Solo, Sabtu (13/8/2022).
Alasan Moeldoko menyayangkan hal tersebut, karena aksi pemukulan dipicu persoalan sepele.
"Tidak boleh terjadi, itu persoalan sepele," imbuhnya.
Mobil yang dikendarai oknum Paspampres itu melanggar lampu merah, dan menabrak truk milik korban.
Aksi arogansi oleh petugas, diminta Moeldoko dihindari di era saat ini.
"Sebagai manusia mungkin emosi, tapi prajurit harus bisa adjustment dengan kehendak rakyat sekarang," ujarnya.
Baca juga: Anggota Paspampres yang Pukul Sopir Truk di Solo Tidak Sedang Bertugas, Begini Reaksi Gibran
"Rakyat itu menginginkan prajurit yang semakin rendah hati. Nggak boleh lagi mudah emosi," tambahnya.
Moeldoko mengatakan, peningkatan kedisiplinan prajurit harus ditingkatkan lagi, agar prajuritnya bisa memahami kehendak masyarakat.
"Saya pikir, penguatan disiplin perlu diperkuat lagi. Prajurit harus pandai dalam melihat adjustment dengan lingkungan," pungkasnya.
Gibran Marah Sampai Copot Paksa Masker Paspampres
Baru kali ini, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka benar-benar marah.
Luapan amarah itu terlihat saat anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang memukul sopir truk di kawasan Manahan, menemuinya di Balai Kota Solo, Jumat (12/8/2022).
Detik-detik amarahnya itu ditunjukkan lewat aksi Gibran yang memaksa mencopot masker anggota Paspampres, Hari Misbah.
Baca juga: Viral Anggota Paspampres Pukul Sopir Truk di Solo, Hari Misbah Minta Maaf hingga Gibran Akui Malu
Hari awalnya masih mengenakan masker saat hendak memberikan keterangan kepada media.
Tetapi tiba-tiba Gibran dari belakang menghampirinya, dan langsung menarik masker putih tersebut dengan maksud mencopotnya.
Tali masker yang ditarik sampai putus hingga terjatuh akibat kencangnya tarikan Gibran.
Aksi Gibran itu didasari niat menunjukkan sosok anggota Paspampres yang diketahui melakukan pemukulan itu kepada sopir.
Usai melepas masker Hari, Gibran berdiri di belakang dengan kedua tangannya bersedekap di depan dada.
Selama Hari meminta maaf dan memberikan keterangan kepada awak media, Gibran terus dalam posisi tersebut seraya melihat Hari dari belakang.
Gibran menyesalkan lantaran permintaan maaf Hari baru dilakukan usai kasusnya viral.
Menurutnya yang bersangkutan tak akan meminta maaf apabila kasusnya tak menjadi viral di media sosial.
"Kalau bagi saya (kasusnya) belum selesai, mereka minta maaf karena beritanya viral, kalau nggak viral mereka nggak minta maaf," kata Gibran, kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Anggota Paspampres Pukul Sopir Truk di Solo: Begini Awal Mula Kejadiannya
Di sisi lain, Gibran mengaku tak tahu menahu perihal sosok siapa yang dikawal sehari-hari oleh anggota Paspampres yang melakukan pemukulan itu.
"(Mengawal siapa) lha embuh, tim advance (pendahulu)," jelas Gibran.
Putra sulung Presiden Jokowi itu mengaku tak terima ada warganya yang diperlakukan kasar, terlebih kejadian pemukulan itu berada di Kota Solo.
Meski demikian, perihal sanksi yang bakal diberikan kepada Hari disebutnya merupakan kewenangan dari Komandan Paspampres.
"Kalau saya nggak terima warga digituin. Tugasku ngelindungi warga, urusannya Paspampres dengan komandan," tegasnya.
"Tidak ada harapan. Itu sanksi urusan komandan, tanggung jawab saya melindungi warga yang dipukul," tambah Gibran.
Gibran menekankan, dirinya malu atas tindakan Paspampres tersebut.
Terlebih lagi, kejadian tersebut terjadi di dekat kediamannya yakni di Daerah Sumber, Kecamatan Banjarsari.
"Kejadiannya juga dekat rumah saya, bayangno aku isin banget (bayangkan aku malu banget)," aku dia.
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga mengaku telah mengantongi rekaman CCTV yang memperlihatkan adanya adegan pemukulan tersebut.
Menurutnya, adegan pemukulan yang dilakukan anggota Paspampres itu bisa dikatakan kasar.
"CCTV sudah saya pegang, jelas banget kejadiannya, kasar banget," ungkapnya
Penulis: Agil Trisetiawan
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Viral Paspampres Pukul Warga di Solo, Moeldoko: Rakyat Ingin Prajurit Rendah Hati, Tak Mudah Emosi