Oleh karena itu, menurut Uu, sosok suami harus mampu berkomunikasi dengan istrinya kalau merasa punya kemampuan untuk berpoligami.
Namun, Uu mengaskan bahwa pernikahan harus dengan niat ibadah, apalagi nikah punya sejumlah kaidah, seperti kaidah menjaga turunan dan kehormatan.
"Kalau perlu, masyarakat ingin nikah tidak ada biaya, kenapa tidak? Saya akan konsultasi dengan Pak Gubernur untuk ada program (nikah massal) itu."
"Kita kan pemerintah harus respons terhadap keinginan masyarakat. Kalau perlu Pemprov mengadakan nikah massal bagi yang tidak punya biaya," tuturnya.
Baca juga: Kenali Ciri-ciri Orang Terkena HIV, Gejala Awal Mirip Flu 2 hingga 3 Minggu
Uu juga mengungkapkan, kunci sukses rumah tangga adalah rasa saling memahami antara suami istri.
Dalam rumah tangga tidak ada manajemen yang pasti, hanya suami memahami istri, lalu istri memahami suami, termasuk memahami kebutuhan suami.
"Sekalipun masalah poligami banyak yang pro dan kontra, itu manuasiawi dan merupakan fitrah. Tetapi, agama sudah memberikan pilihan sebagai panduan di muka bumi ini."
"Ditambah dengan pemahaman keagamaan yang ditingkatkan, kalau perlu kampus-kampus mendirikan pesantren mahasiswa," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Erik S)