"Begitu juga dengan di Kota Malang tanggungan Kota (Pemkot Malang), kita juga memberikan santunan kematian, untuk luka berat juga," katanya.
Sedangkan untuk identifikasi jenazah masih membutuhkan pencocokan data dengan keluarga masing-masing.
Namun, proses pengiriman jenazah ke keluarga diupayakan oleh pihaknya dapat maksimal.
"Dimandikan, disholatkan (bagi beragama Islam), lalu dikirim ke daerah mereka," katanya.
Khofifah berharap insiden yang ada tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Cari anak Salah satu korban yang ditengok yakni wanita bernama Belanis Faidatul (16).
Kondisinya masih tergolek lemah di tempat tidur dengan dibantu alat pernafasan. Ayah korban, Edi Herwanto mengatakan sebelum tragedi terjadi, anaknya berangkat ke Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) sekitar pukul 18.30 WIB.
Kemudian setelah pertandingan, sekitar pukul 24.00 WIB, dirinya belum mendapatkan kabar tentang anaknya.
"Dia berangkat, sama 15 temannya. Itu yang enggak ada (meninggal dunia) temannya satu orang. Posisi anak saya kendaraan sama HP dititipkan ke temannya. Terus teman-temannya sudah pulang, anak saya belum," katanya.
Kemudian sekitar pukul 01.30 WIB dini hari tadi, dirinya mencari anaknya dengan mengelilingi lima rumah sakit di Malang Raya.
"Kemudian dapat info dari suster di Rumah Sakit Wava Husada coba cari ke rumah sakit lainnya, meluncur ke RSSA baru ketemu anak saya," katanya.