Ketua RT setempat, Suwarno menceritakan dirinya mengetahui kejadian ibu bunuh anak itu setelah dipanggil keluarga mengecek apakah korban sudah meninggal atau belum.
"Saya di rumah, dipanggil sama saudaranya itu, intinya S dikepruk sama ibunya, saya disuruh memeriksa, sudah meninggal atau masih hidup," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (4/10/2022).
Menurut Suwarno, jenazah korban sudah dibungkus tikar oleh ibunya.
Bahkan, menurut Suwarno, W meminta kepadanya agar membuang jasad anak ke aliran Sungai Mungkung yang tak jauh dari rumahnya.
"Saya kesana sudah dibungkus tikar oleh ibunya, (jasad) mau dibuang ke sungai, saya datang, dipeluk sama ibunya, diajak buang ke sungai, saya tidak mau," jelasnya.
Ia menuturkan jika kondisi jenazah luka parah di bagian kepala, karena benturan dengan bongkahan batu cor.
"Pertama itu dipukul pakai cangkul, sampai patah jadi dua atau tiga, setelah itu ditimpali cor-coran, beratnya sampai 5 kilogram ada," tambahnya.
2. VIRAL Polisi Berkomentar Negatif Terkait Tragedi Kanjuruhan Pakai Akun Polsek, Mengaku Tak Sadar
Oknum polisi ketahuan memberikan komentar negatif terkait tragedi Kanjuruhan datang dari wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Polisi tersebut tercatat sebagai anggota Polsek Srandakan.
Dia menggunakan akun @polseksrandakan memberikan komentar negatif di media sosial Twitter.
Kejadian ini kemudian menjadi bahan perbincangan warganet dan viral.
Sempat ada dugaan akun Twitter @polseksrandakan diretas. Fakta baru terungkap setelah Polda DIY melakukan pendalaman.