Ia mengaku bingung karena salah satu anaknya sudah akan lulus dan tanggung ketika harus pindah sekolah.
Baca juga: Atap SD Muhammadiyah di Gunungkidul Runtuh, Seorang Siswa Meninggal Dunia setelah Dirawat Intensif
Sementara itu, Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA), Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPPA) Gunungkidul akan melakukan trauma healing bagi korban.
Hingga saat ini para siswa SD Muhammadiyah Bogor masih mengalami trauma dan pola tidur mereka terganggu karena indisen atap runtuh.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala UPT PPA, Dinsos-PPPA Gunungkidul, Aris Winata.
Ia menjelaskan jika ke depan akan melakukan trauma healing untuk para siswa SD Muhammadiyah Bogor.
"Nanti kalau secara medis sudah dinyatakan stabil, baru akan kami lakukan trauma healing," imbuhnya.
Sebelumnya, seorang siswa berinisial FA dinyatakan meninggal dunia dalam insiden atap runtuh di SD Muhammadiyah Bogor.
Korban merupakan siswa laki-laki berusia 12 tahun warga Kelurahan Ngawu, Kapanewon Playen.
Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati membenarkan hal ini.
"Betul, meninggal sekitar pukul 21.00 WIB," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: VIRAL Damkar Jogja Bantu Perempuan Lepaskan Cincin di Jari yang Luka Akibat Digigit Kucing
FA merupakan siswa SD Muhammadiyah Bogor yang mengalami luka berat dalam tragedi runtuhnya atap sekolah.
Kini korban sudah dipulangkan ke rumah duka.
Dikutip dari TribunJogja.com, dalam insiden runtuhnya atap SD Muhammadiyah Bogor ini, FA merupakan satu-satunya korban luka berat.
Saat kejadian, FA berusaha melindungi teman-temannya dari runtuhan atap.