TRIBUNNEWS.COM - UU (46), pria di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat tega menganiaya ayah kandungnya, O (80) hingga tewas.
Peristiwa itu terjadi di Desa Cicalung, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, Rabu (16/11/2022).
Penganiayaan itu dilakukan oleh pelaku saat ayahnya sedang menggarap sawah.
Kapolsek Maja, Iptu Kenedy Joko Lelono membenarkan peristiwa pembunuhan tersebut.
Kenedy mengabarkan, pelaku saat ini telah diamankan.
"Iya benar, lokasinya di Desa Cicalung. Pelaku sudah ditangkap," katanya, Rabu (16/11/2022), dilansir TribunJabar.id.
Baca juga: Fakta Baru Anak Bunuh Ayah Kandung di Majalengka, Pelaku Sering Minta Hak Warisan
Kesaksian Warga
Oding (58), warga yang menolong korban mengatakan, peristiwa itu terjadi sekira pukul 10.30 WIB.
Saat itu, Oding berada cukup jauh dari lokasi kejadian. Saat ia mendengar ada peristiwa tersebut.
Oding pun langsung bergegas ke tempat kejadian.
Setibanya di lokasi, Oding melihat korban sudah dalam kondisi berlumuran darah.
"Saya posisinya agak jauh dari lokasi, saya nggak lihat. Datang itu pas posisi korban sudah tengkurap. Luka di kepala, sudah berlumuran darah," ujarnya, Rabu, dikutip dari TribunJabar.id.
Oding menuturkan, di lokasi kejadian terdapat beberapa senjata tajam di antaranya cangkul, garpu sawah, dan senapan angin milik O.
Keterangan Polisi
Melansir TribunJabar.id, Kenedy mengungkapkan, korban dianiaya saat sedang menggarap sawah.
Pelaku menghabisi korban dengan cara dianiaya berkali-kali di sejumlah bagian tubuh.
Baca juga: Fakta ASN Wanita Bakar Ibu Tiri hingga Tewas, Kesal Dihalangi Bunuh Diri hingga Sosok Pelaku
"Pelaku melakukan penganiayaan dengan cara menusuk menggunakan garpu untuk menggarap sawah."
"Kemudian memukul menggunakan senapan angin, lalu dengan cangkul," jelasnya.
Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka parah hingga nyawanya tak tertolong.
Gara-gara Warisan
Masih dari laman TribunJabar.id, motif pelaku tega menghabisi nyawa ayahnya ditengarai warisan.
Keponakan korban, Jaja Nurjaman (32) mengatakan, sebelum kejadian berdarah itu, pelaku yang tinggal terpisah kerap mendatangi rumah korban.
Setiap datang, pelaku selalu menanyakan soal pembagian sawah.
"Untuk kesehariannya memang tertutup sama keluarga, dia juga tinggal sendirian misah dari keluarga."
"Cuma dia sesekali suka datang ke rumah keluarga nanyain masalah yang sekarang terjadi, nanyain masalah warisan," jelasnya.
Dikatakan Jaja, pelaku dan korban juga kerap terlibat cekcok.
Baca juga: Update Oknum Polisi Tewas Ditusuk Usai Ribut dengan PSK di Bali, Pelaku Ternyata Masih di Bawah Umur
"Sebelumnya ada perselisihan masalah harta warisan. Dia (pelaku) itu selalu pengen minta bagian setiap panen suka ingin dibagi 2, intinya minta bagian," jelasnya.
Namun, ia tak menyangka, UU tega menghabisi nyawa ayah kandungnya sendiri.
"Ancaman tidak ada cuma baru sekarang, keluarganya juga heran kenapa bisa terjadi seperti ini."
"Untuk masalah cekcok mah udah sering, cuma kejadian ini tidak ada yang tahu," terangnya.
Keterangan Pelaku Tak Sesuai
UU, pria yang tega menghabisi nyawa ayah kandungnya disebut memiliki gangguan kejiwaan.
Kenedy menuturkan, saat dimintai keterangan, jawaban pelaku tak sesuai dan berbelit-belit.
Baca juga: Satu Keluarga yang Tewas Tinggal di Komplek Berada, Polisi: Jauh dari Kekurangan Makanan
"Karena pelaku berbelit-belit ketika dimintai keterangan, keterangannya juga ngaco."
"Jadi kita perlu pendalaman dan akan kami libatkan tim atau ahli kejiwaan," terangnya, seperti dilansir TribunJabar.id.
Untuk itu, pihak kepolisian akan melibatkan tim ahli guna mengetahui kondisi kejiawaan pelaku.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Eki Yulianto)