News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Populer Hari Ini

Populer Regional: Update Jumlah Korban Gempa Cianjur | Akhir Kasus Mayat Hidup Lagi di Bogor

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban luka akibat gempa bumi menjalani perawatan di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang, Jalan Rumah Sakit, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang berpusat di kawasan Kabupaten Cianjur sekitar pukul 13.21 WIB, hingga pukul 21.00 korban meninggal dunia sebanyak 162 jiwa, 326 luka berat dan ringan, 2.345 rumah rusak dan sekitar 13.400 jiwa mengungsi. Berikut berita populer selengkapnya.

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional di Tribunnews.com dimulai update jumlah korban gempa Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Data per Selasa (22/11/2022) pagi, dilaporkan gempa mengakibatkan 162 orang meninggal dunia dimana mayoritas korbannya anak-anak.

Selain itu, ada ribuan rumah warga mengalami rusak sedang hingga berat setelah diguncangan gempa pada Senin (21/11/2022) kemarin.

Selanjutnya ada kasus anak Wakil Ketua DPRD Labura, Sumatera Utara mencabuli gadis remaja usia sekolah.

Informasi terbarunya, pelaku berinisial MAA itu bersedia bertanggungjawab kepada korban, IR.

Baca juga: Populer Nasional: Kasus Anak Kombes Pukul Teman Bimbel | Haedar Nashir Jadi Ketum PP Muhammadiyah

MAA bersedia menikahi korban. Meskipun demikian, proses hukum tetap berjalan.

Berita populer terakhir ada kasus mayat hidup lagi di Bogor, Jawa Barat.

Kasus yang membelit Urip Saputra (40) dan istrinya diselesaikan dengan restorative justice.

Sebelumnya, Urip merekayasa kematiannya karena terjerat banyak utang.

Berikut berita populer regional di Tribunnews.com dalam 24 jam terakhir:

1. Gempa Cianjur: 162 Korban Meninggal, 13.784 Jiwa Mengungsi, hingga Diduga karena Sesar Cimandiri

Korban luka akibat gempa bumi menjalani perawatan di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang, Jalan Rumah Sakit, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang berpusat di kawasan Kabupaten Cianjur sekitar pukul 13.21 WIB, hingga pukul 21.00 korban meninggal dunia sebanyak 162 jiwa, 326 luka berat dan ringan, 2.345 rumah rusak dan sekitar 13.400 jiwa mengungsi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Bencana alam gempa bumi dengan bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) menyisakan banyak duka.

Data terbaru hingga Selasa (22/11/2022) pagi, gempa bumi Cianjur mengakibatkan 162 orang meninggal dunia,326 luka-luka, 13.784 jiwa mengungsi, dan 2.345 rumah mengalami rusak sedang hingga berat.

Jumlah tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Gempa Cianjur ini terjadi pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB, berpusat pada koordinat 6.84 LS, 107.05 BT atau tepatnya di darat wilayah Sukalarang, Sukabumi pada kedalaman 11 km.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa bumi di Cianjur terjadi diduga karena adanya aktivitas Sesar Cimandiri (baca: Profil Sesar Cimandiri yang Membentang dari Pelabuan Ratu Sampai Subang Pemicu Gempa Cianjur).

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal, dan tidak berpotensi tsunami, melansir Kompas.com.

Hal tersebut berdasarkan analisis dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," papar dia, dalam keterangan tertulis, Senin (21/11/2022).

Tanah longsor hingga korban anak-anak

Ridwan Kamil menyebut gempa Cianjur juga mengakibatkan adanya tanah longsor yang menutup jalan nasional di tiga titik.

"Di jalan nasional itu ada lima mobil yang terperangkap. Dan laporan hingga kini belum masuk, apakah sudah dievakuasi atau belum. Selain itu ada beberapa jalan Kabupaten pun terisolir," katanya.

Sementara dari 162 korban yang meninggal dunia, Ridwan Kamil menyebut rata-rata adalah anak-anak.

Karena persitiwa terjadi ketika ketika para korban tengah berada di dalam ruangan kelas dan madrasah.

"Prihatin juga banyak anak-anak yang meninggal karena ketika kejadian mereka tengah mengikuti pembelajaran, dan madrasah," katanya, dikutip TribunJabar.id.

Baca selengkapnya.

2. Anak Wakil Ketua DPRD Labura Nikahi Korban yang Dirudapaksa, Begini Nasib Kasusnya

AS, anak dari Wakil Ketua DPRD Labura dilaporkan terkait kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur. Pelaku awalnya mengajak korban pacaran tapi kemudian dicabuli. (Istimewa)

Anak Wakil Ketua DPRD Labura, Sumatera Utara, Azarul Aswat menikahi korban yang dicabulinya, IR.

Polrestabes Medan kemudian menangguhkan penahanan Azarul.

"Mereka sudah sepakat untuk menikah, si laki-laki atau pelaku mau bertanggungjawab. Awalnya keluarga korban yang memohon, untuk keduanya dinikahkan," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, Minggu (20/11/2022).

Ia menjelaskan, meskipun kedua belah pihak telah sepakat berdamai, tapi berkas perkara asusila itu tetap diproses.

"Yang pasti berkas perkara masih berjalan. Kita lihat kedepannya bagaimana nanti," sebutnya.

Fathir mengungkapkan, bahwa saat ini pelaku sudah ditangguhkan.

"Jadi karena mau nikah, kita keluarkan dulu pelakunya biar nikah dulu orang itu. Status nya ditangguhkan, karena pihak keluarga sudah memohon untuk bisa menikah," bebernya.

Korban trauma

IR, korban pencabulan M Azarul Aswat, anak Wakil Ketua DPRD Labura sempat trauma.

IR yang disebut dicabuli lebih dari satu kali enggan pergi ke sekolah karena takut dan merasa malu.

"Korban berhenti sekolah, karena dia trauma," kata Baginda P Lubis, kuasa hukum korban.

Bagina mengatakan, modus pencabulan yang dilakukan tersangka adalah berpura-pura mengajak korbannya berpacaran.

Pada Mei 2022 silam, korban yang begitu polos mau diajak pacaran.

Baca selengkapnya.

3. Kasus Mayat Hidup Lagi Diselesaikan dengan Restorative Justice, Urip Saputra Mengakui Kesalahannya

Urip Saputra alias US (40) yang beberapa waktu heboh karena menjadi mayat hidup lagi di wilayah Rancabungur, Kabupaten Bogor akhirnya meminta maaf kepada publik. (Istimewa/Dok Polres Bogor)

Kasus rekayasa kematian yang dilakukan oleh Urip Saputra (40) dan istrinya diselesaikan dengan restorative justice.

Urip Saputra telah mengakui kesalahannya dan Kapolres Bogor, Jawa Barat AKBP Iman Imanuddin menjelaskan kasus ini sudah selesai.

"Sekarang yang bersangkutan juga sudah sadar dan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, keluarganya atas perbuatan yang dilakukannya. Saya kira itu selesai ya," ungkapnya pada Senin (21/11/2022) dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya polisi mengedepankan restorative justice karena Urip sudah meminta maaf atas kesalahannya.

"Restorative justice saya kira itu lebih bermanfaat dan barokah bagi kita semuanya," imbuhnya.

Diketahui, Urip Saputra berpura-pura mati karena terlilit utang sebesar Rp 1,5 miliar dan ia ingin menghindari kejaran debt collector.

Namun rekayasa kematian ini terbongkar karena ditemukan banyak kejanggalan dan viral di media sosial.

Urip Saprutra meminta maaf kepada masyarakat atas perbuatannya dan diucapkan dihadapan aparat kepolisian di Mapolres Bogor, Cibinong, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022).

"Saya menyampaikan permohonan maaf khususnya kepada Pak Polisi karena sudah direpotkan, kemudian keluarga saya, kerabat, tetangga dan juga seluruh masyarakat yang sudah terganggu karena masalah ini (pura-pura mati)," ujarnya.

Ia juga menyatakan jika peristiwa mayat hidup lagi tidak pernah ada dan mengaku telah melakukan rekayasa kematian.

Skenario rekayasa kematian ini dilakukan oleh Urip untuk menghindari kejaran debt collector.

"Rekayasa itu karena menyangkut masalah utang," terangnya.

Pria asal Rancabungur, Kabupaten Bogor ini mengucapkan terima kasih kepada polisi yang telah menyadarkan kesalahannya.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini