TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Sejumlah warga tampak memandu kendaraan yang melintas di titik-titik jalur menuju lokasi bencana gempa, Kamis (24/11/2022) pagi.
Sambil melambaikan tangannya agar kendaraan roda dua mengambil jalur ke kiri di sekitaran arah Nagrak Jalan KH Abdullah Bin Nuh menuju ke Cugenang, mereka berteriak "Motor ke kiri, motor ke kiri."
Baca juga: Kisah Perjuangan Paramedis yang Tidak Henti Tangani Pasien Korban Gempa Cianjur
Para pemandu ini tampak terlihat kesal saat banyak kendaraan motor yang melebar ke kanan sehingga menghalangi kendaraan dari atas. Teriakan pun semakin keras.
Pemandangan tersebut sering terlihat sejak pagi hingga siang hari di jalur menuju lokasi bencana.
Akses yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 30 menit dari kawasan Kota Cianjur menuju lokasi bencana, saat ini ditempuh bisa satu jam lebih karena jalan kecil.
Jalan juga sangat riskan jika dua kendaraan besar seperti truk datang berpapasan.
Kepadatan di jalan-jalan tikus pun sering terjadi mulai dari Cangklek, Sukamanah, Gasol, Nagrak, Benjot, dan sekitarnya.
Banyaknya donatur dan relawan dari Cianjur dan luar kota yang bergerak sendiri masuk ke lokasi gempa di wilayah Cugenang menjadi satu penyebab beberapa akses jalan menuju lokasi bencana mengalami kemacetan.
Saling berebut jalur dan ingin cepat sampai lokasi, terkadang membuat kendaraan roda empat masuk ke parit dan menyebabkan titik kemacetan baru.
Baca juga: KISAH Dramatis Ibu Selamatkan Anak dari Gempa Cianjur, Dedeh : Rasa Sakit Kalah dengan Rasa Sayang
"Jika seperti ini bantuan akan lambat sampai ke lokasi, terutama akan menghalangi ambulans yang membawa korban gempa," ujar Riski Maulana (25) seorang warga yang hendak menuju rumah kakeknya yang berada di posko pengungsian Desa Jamaras Cugenang.
Riski mengatakan ia berangkat dari Cianjur kota sekitar pukul 17.00 WIB dan sampai ke lokasi bencana pukul 18.30 WIB.
"Biasanya cuma 30 menit juga sampai," katanya.
Imbauan agar relawan dan donatur tak bergerak sendiri juga disampaikan oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.
Suharyanto mengatakan para donatur yang akan memberikan sumbangan bisa langsung ke Posko yang sudah disediakan di Pendopo Pemkab Cianjur.
"Karena kita ketahui lokasinya, daerah bencana ini numpuk dan macet keluhan pasukan evakuasi tidak bisa bergerak leluasa karena terhambat," katanya.
Suharyanto mengatakan banyak warga yang tidak terdampak datang dari luar kota seolah bencana ini jadi tontonan.
Hal tersebut tentu saja mengganggu penanganan proses korban terdampak gempa.
"Hal ini akan segera ditertibkan, mohon disampaikan bukan menghambat akses, tapi ini demi masyarakat yang mengungsi," katanya.
Fakta ditemukan banyak posko tenda darurat yang kesulitan air, padahal di kawasan kota banyak tangki bantuan air bersih.
Baca juga: BMKG: Sudah Terjadi 171 Gempa Susulan di Cianjur
"Masih tertahan di bawah karena tidak bisa naik ke atas terhambat macet dan penumpukkan kendaraan," katanya.
Sebuah alat berat terlihat mulai menyisir dan membersihkan reruntuhan bangunan yang masuk ke jalan Nagrak-Cugenang, Rabu (23/11/2022) malam.
Sepanjang jalur dari Nagrak menuju Cugenang masih banyak warga yang tinggal di tenda darurat dekat rumah dengan terpal seadanya.
Mereka belum bergerak ke tenda utama besar yang disediakan BNPB.
Tentu hal tersebut juga membuat distribusi logistik belum terfokus dan masih banyak warga terdampak yang tinggal di tenda darurat dekat rumah yang belum tersentuh bangunan.
Untuk yang masih tinggal di tenda darurat sekitar rumah yang rusak, BNPB akan membujuk mereka ke tempat pengungsian utama yang sudah disiapkan.
"Kalau tidak juga kami akan membantu menyiapkan tenda yang lebih baik, logistik agar tertib di gedung BPBD dan di gedung wanita, semua logistik diharapkan melalui posko utama depan utama kemudian logistik disimpan di gudang BPBD dan gedung wanita."
"Setiap pukul 08.00 WIB, para camat sudah mengajukan kebutuhan di masing kecamatan, dari Dishub, TNI, Polri dan semua terlibat menyiapkan armada truk jadi logistik pagi segera didorong kecamatan masing-masing, dan Bhabinkamtibmas segera distribusikan ke tempat masing-masing jadi tidak ada yang mendapatkan logistik berlebihan," kata Suharyanto.
Update terkait gempa di Cianjur dapat diikuti di Tribun Jabar.