Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Rombongan guru yang menjadi korban longsor akibat gempa Cianjur, Senin (21/11/2022) lalu, akhirnya ditemukan.
Empat diantara mereka berhasil ditemukan oleh Tim Search and Rescue (SAR).
Keempat korban adalah rombongan guru dan karyawan KB-TK Islam Al-Azhar 18 Cianjur.
Mereka meninggal setelah tertimbun longsor di Jalan Raya Cipanas-Puncak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Longsor terjadi akibat gempa bumi.
Baca juga: Bayi Empat Tahun Selamat dari Reruntuhan Gempa, Ditemukan Saling Berpelukan dengan Sang Adik
Tim SAR menemukan jenazah mereka sekitar pukul 08.00 WIB tadi.
Jasad berhasil dikeluarkan dari longsoran tanah.
Mereka merupakan rombongan guru dan karyawan KB-TK Islam Al-Azhar 18 Cianjur yang berangkat menggunakan mobil TK Al-Azhar 18 Cianjur yang diketahui usai melakukan kegiatan penanaman pohon bersama Bupati Cianjur di Wilayah Sarongge, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Hadi Kusmayadi sebagai Guru SMP Al-Azhar Cianjur mengatakan empat orang guru TK yang berangkat bersama ini, ditemukan dalam posisi yang berdekatan.
"Jenazah sudah terlempar, cuman semuanya menyatu dalam satu tempat," kata Hadi dijumpai TribunnewsBogor.com di lokasi longsor, Jumat (25/11/2022).
Hadi yang menyaksikan evakuasi tersebut.
Dia menjelaskan keempat jasad yang ditemukan berdekatan ini, terlempar sampai areal sungai.
"Posisi sudah kelempar dari mobil. Posisinya berdekatan dengan sungai, ada pohon yang rubuh. Di situ titik mereka ditemukan," ungkapnya.
"Mereka itu rombongan menggunakan mobil yayasan kami (Al-Azhar). Isinya 2 orang laki-laki satunya anak kecil. Sisanya 6 guru perempuan," imbuhnya.
Dari empat orang jasad ini, kata Hadi, satu jasad yang merupakan Guru TK Al-Azhar ditemukan sedang mendekap anaknya.
"Yang pertama ditemukan adalah Bu Yayah sama anaknya lagi mendekap. Yang kedua Bu Tati, ketiga Pak Handika dari bendahara TK Al Azhar, kemudian ibu kami Kepala Sekolah TK Al Azhar 18 Cianjur," jelasnya.
Untuk sisa jasad lainnya, ungkap Hadi, sudah berhasil ditemukan tinggal menunggu untuk proses evakuasi.
"Yang lain berarti sisa 4 orang. Sudah ditemukan tinggal menunggu diangkat. Untuk bangkai mobilnya masih belum ditemukan," ungkapnya.
Sementara itu, Ayi Kusnadi karyawan TK Al-Azhar 18 Cianjur meminta masyarakat untuk mendoakan semua jenazah yang turut menjadi korban ganasnya gempa bumi Cianjur.
"Mohon doanya kepada masyarakat untuk mendoakan para jenazah," singkatnya.
Data Korban Terbaru
Korban meninggal dunia akibat bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat, kini bertambah pada Kamis (24/11/2022).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto mengatakan, jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur menjadi 272 korban dari sebelumnya 271 korban.
Penambahan korban meninggal dunia setelah ditemukan jenazah atas nama Nining berusia 64 tahun.
"Karena hari ini, ditemukan jenazah atas nama Ibu Nining, umur 64 tahun," kata Letjen Suharyanto dalam konferensi pers.
Dari 272 korban tersebut, sebanyak 165 jenazah sudah dapat diidentifikasi.
Sementara 107 korban lainnya masih dalam proses identifikasi dan pencarian identitasnya.
Untuk korban hilang, lanjut Suharyanto, kini menjadi 39 orang.
Rinciannya, 32 orang adalah warga Desa Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur serta tujuh warga yang kebetulan melintas dan menjadi korban.
"Untuk korban hilang, sudah terindetikasi nama dan keluarganya sehingga memudahkan pencarian oleh tim SAR gabungan," ujar Suharyanto.
Jenderal bintang tiga itu juga merinci jumlah korban luka-luka yang kini mencapai 2.046 orang.
Sementara jumlah warga yang mengungsi akibat gempa sebanyak 62.545 orang.
Adapun dampak material yang dilaporkan hingga Kamis hari ini, ada 56.311 rumah rusak.
Dari jumlah tersebut, kata Suharyanto, sebanyak 22.267 rumah dalam kondisi rusak berat.
"Sebanyak 11.836 rumah rusak sedang dan 22.208 rumah rusak ringan," lanjut Suharyanto.
Infrastruktur lain yang rusak akibat gempa adalah sekolah sebanyak 31 unit, tempat ibadah 124 bangunan, fasilitas kesehatan (faskes) 3 unit, serta gedung/perkantoran sejumlah 13 unit.
Suharyanto mengatakan, data kerusakan material dihimpun berdasarkan data yang dilaporkan dari pihak desa dan kecamatan kepada posko utama.
Laporan atau data ini, akan diverifikasi dengan batasan-batasan yang sudah ada.
Dalam konferensi pers itu, Suharyanto mengimbau masyarakat yang keluarganya hilang dalam gempa untuk segera melaporkan identitas mereka ke posko.
Hal ini berkaitan dengan masih adanya 107 korban meninggal yang belum diidentifikasi.
"Kami imbau khususnya pada masyarakat yang merasa anggota keluarganya hilang, dalam melaporkan ke posko agar jelas, nama, ciri-ciri, jenis kelamin dan sebagainya," tuturnya.
Saat ini, BNPB juga telah mengerahkan 6.000 orang yang bergabung dalam tim SAR untuk mencari korban hilang.
"Meski medannya berat, ditambah hujan, longsor, dan TKP tertimbun longsor, mudah-mudahan, lambat laun segera ditemukan," ungkap Suharyanto.
Begitu juga dengan jumlah kecamatan terdampak, Suharyanto menyebut, ada tambahan tiga kecamatan dari sebelumnya 12 kecamatan.
Sementara itu, untuk kecamatan terdampak gempa Cianjur, Suharyanto bilang, tidak ada penambahan.
"Masih sama 15 kecamatan seperti kemarin," kata dia.
Sebagai informasi, gempa magnitudo 5,6 yang berpusat di Cianjur, Jawa Barat terjadi pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB.
BMKG menyatakan, gempa di Cianjur berada di kedalaman 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan tidak berpotensi tsunami.
Gempa tak hanya dirasakan di wilayah Cianjur, tetapi juga terasa hingga daerah Jabodetabek dan Bandung.