Ia menambahkan jika kedua sekolah ini sama-sama memiliki dendam dari kejadian tawuran sebelumnya.
"Diduga sudah ada kejadian-kejadian sebelumnya yang mengakibatkan dendam antara sekolah-sekolah ini," ungkapnya.
Pelaku utama dalam kasus pembunuhan ini adalah Padang yang melukai korban dengan celurit hingga korban kehabisan darah.
"Barang bukti yang digunakan yaitu satu buah celurit dan sudah diakui oleh pelaku atas nama P tadi," ujarnya.
Sebelumnya Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Suyanto Usman Nasution mengatakan petugas langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) setelah mendapat laporan.
Namun setelah sampai di TKP, korban sudah meninggal dunia.
"Benar ada terjadi tawuran, kemudian kami lakukan pengamanan dan olah TKP."
"Korban sudah kita bawa ke rumah sakit dan korban meninggal dunia," ujarnya dikutip dari TribunMedan.com.
Iptu Suyanto menjelaskan SPBU langsung ditutup setelah petugas datang dan para pegawai yang ada di lokasi akan dimintai keterangan.
Baca juga: Kronologi Remaja Tewas saat Tawuran di Percut Sei Tuan, 4 Pelaku Ditangkap, Motif Terungkap
Korban anak tunggal
Duka mendalam dialami oleh ibu korban, Reni ketika mendengar kabar anak tunggalnya meninggal dunia.
Reni merupakan tunawicara yang bekerja sebagai pencuci piring dari rumah ke rumah.
Ia membesarkan korban sendirian setelah ditinggal oleh suaminya.
Sementara itu, Wali Kelas korban, Rohaya Naibaho mengungkapkan momen pertemuan terakhirnya dengan almarhum Eko Farid Azam.