TRIBUNNEWS.COM - Dhio Daffa Syahdilla (22), tersangka kasus pembunuhan satu keluarga di Magelang melakukan banyak kebohongan dalam kasus ini.
Diketahui, tersangka telah membunuh ayahnya, Abbas Ashar (58), ibunya, Heri Riyani (54), dan kakak perempuan pertama, Dhea Choirunnisa (25).
Aksi pembunuhan ini dilakukan di rumah keluarga di Jalan Sudiro, No 2, Gang Durian, RT10/RW1, Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (28/11/2022).
Dhio membunuh tiga anggota keluarganya dengan cara memberikan racun pada minuman teh dan es kopi yang kemudian diminum para korban.
Baca juga: DDS Jadi Pelaku Pembunuhan Keluarganya di Magelang, Pamannya Minta Polisi Lidik Kasusnya dengan Baik
Berikut daftar kebohongan yang dilakukan oleh Dhio dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Magelang:
1. Dhio mengaku bekerja
Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan tersangka berbohong terkait pekerjaannya.
Dalam proses pemeriksaan tersangka mengaku bekerja di sebuah perusahaan milik negara, namun kesaksian tersebut palsu setelah dilakukan pengecekan data.
"Memang sempat tersangka mengaku memiliki pekerjaan di salah satu perusahaan milik negara pada tahun 2018-2021, namun setelah dilakukan cross check ternyata tidak ada data yang bersangkutan bekerja di sana. Sepertinya demikian tersangka memberikan keterangan bohong," ujarnya dikutip dari TribunJogja.com.
2. Dhio berpura-pura menjadi saksi
Awalnya kasus tewasnya tiga anggota ini diduga karena keracunan.
Dhio menjadi orang pertama yang menemukan jasad ketiga anggota keluarganya dan meminta bantuan asisten rumah tangga untuk mengevakuasi.
Baca juga: Pembunuhan Satu Keluarga di Kabupaten Magelang, Dua Kali Berupaya Meracun dan Motifnya Sakit Hati
Asisten rumah tangga, Sartinah (47) mengaku saat kejadian Dhio tetap berada di rumah dan tidak berusaha kabur untuk menyembunyikan alibinya sebagai saksi.
Sartinah, anaknya dan Dhio bekerja sama untuk mengangkat jasad para korban.
"Itu digotong bertiga, saya sama anak saya, sama anak kedua itu (DDS). Gotong semua, terus saya taruh di kasur. Ya, tadi kayaknya masih napas tapi saya tidak tahu, ya, badannya masih hangat. Sempat saya kasih minyak kayu putih juga," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan oleh polisi, terungkap jika Dhio yang merencanakan pembunuhan ini dan telah ditetapkan sebagai tersangka.
3. Motif pembunuhan diragukan pihak keluarga
AKBP Mochamad Sajarod Zakun menjelaskan motif pembunuhan yang dilakukan Dhio adalah sakit hati karena menjadi tulang punggung keluarga.
Selain itu Dhio juga merasa iri karena beban keuangan keluarga hanya dia yang menanggung.
"Anak pertama (DK) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua (DDS) tidak bekerja. Tapi dia (DDS) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku (DDS) sakit hati,” ungkapnya dikutip dari TribunJogja.com.
Baca juga: Sosok Dhea Chairunnisa, Korban Pembunuhan di Magelang, Pernah Kerja di Bank dan Berencana Menikah
Namun motif ini dibantah oleh paman Dhio, Sukoco.
Sukoco yang merupakan kakak dari korban Heri Riyani menjelaskan jika Dhio bukanlah tulang punggung keluarga.
"Selain itu saya meluruskan berita yang simpang siur, bahwa pengakuan tersangka dia jadi penanggung jawab atau tulang punggung itu tidak benar. Sama sekali tidak benar," tegasnya dilansir dari YouTube KompasTV, Selasa (29/11/2022).
Ia menjelaskan selama ini Dhio selalu hidup boros dan membebani perekonomian keluarga.
Menurutnya Dhio pandai berbohong ke orang tua agar diberi uang yang jumlahnya tidak sedikit.
"Bahkan justru yang merusak dana-dana orang tua itu, dia sendiri."
"Dengan kebohongan-kebohongannya, kepandaiannya, sehingga dana-dana orang tua digerogoti," pungkasnya.
Baca juga: Bahaya Racun Arsenik, Penyebab Tewasnya Satu Keluarga di Magelang
Jenis racun yang digunakan
Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochamad Sajarod Zakun mengatakan hasil autopsi dan sisa barang bukti di TKP menunjukkan adanya upaya pembunuhan dengan memberi racun ke minuman para korban.
Sejumlah barang bukti yang diamankan seperti dua gelas minuman teh, satu gelas es kopi, dan sendok untuk mengaduk.
Ia menambahkan racun yang digunakan untuk membunuh satu keluarga ini mengandung zat arsenik.
"Semacam zat arsen (arsenik)," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Tengah, dr Sumy Hastry Purwanti menjelaskan racun yang digunakan tersangka sangat mematikan.
Menurutnya jenis racun tersebut bekerja sangat cepat untuk membunuh korban setelah dikonsumsi.
Baca juga: Fakta Anak di Magelang Racuni Keluarga Pakai Arsenik: Beli Secara Online, 2 Kali Rencanakan Aksinya
Ketiga korban diperkirakan meninggal dalam waktu antara 15-30 menit setelah meminum minuman yang telah diberi racun.
"Sekitar 15 sampai 30 menit (durasi korban meninggal setelah mengkonsumsi minuman yang sudah dicampur racun," ungkapnya dikutip dari TribunJogja.com.
dr Sumy menjelaskan cara kerja jenis racun ini sehingga dapat membunuh korban.
Setelah korban meminum minuman beracun, racun tersebut akan masuk ke pembuluh darah dan mengakibatkan beberapa organ tubuh korban mengalami kerusakan seperti terbakar.
Organ tubuh yang dapat rusak karena racun ini yakni tenggorokan, lambung, usus, hati, jantung, paru-paru dan otak.
"Organnya merah seperti terbakar," terangnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Hari Sumayanti/Alifia Nuralita/Nanda Sagita Ginting)