IS merupakan dukun atau 'orang pintar' yang sehari-hari membuka praktik pengobatan alternatif di tempat tinggalnya.
Kakek ini juga dikenal memiliki kemampuan 'mendoakan atau 'menggandakan' uang agar tidak bisa habis dipakai.
3. Heboh Sate Sianida yang Menewaskan Anak Ojok di Bantul
Anak driver ojek online NFP (10), meninggal dunia setelah memakan sate yang diketahui mengandung racun sianida.
NFP meninggal dunia setelah menyantap sate yang dibawa oleh Bandiman, ayahnya, Minggu (25/04/2021).
Sate yang dibawa Bandiman tersebut pemberian sosok perempuan misterius yang memesan jasa pengiriman secara offline.
Perempuan misterius tersebut meminta Bandiman mengirimkan makanan ke Bangunjiwo, Kasihan, Bantul kepada seseorang bernama Tomy.
Namun saat sampai di lokasi, Tomy sedang berada di luar kota.
Tomy juga tidak mengenal pengirim dan merasa tidak memesan makanan.
Kemudian makanan tersebut diberikan kepada Bandiman.
Sesampainya di rumah, Bandiman dan keluarganya menyantap sate tersebut saat berbuka puasa.
Namun sate tersebut mengandung racun dan akhirnya merenggut nyawa putra sulungnya, NFP.
Setelah berhasil menangkap pengirim sate yang ternyata seorang wanita berinisial NA (25) warga asli Majalengka, Jawa Barat yang bekerja di Yogyakarta terungkap bocah itu korban salah sasaran.
Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria, mengatakan tersangka diamankan pada Jumat (30/04/2021) lalu.
Tersangka diamankan di kediamannya, Potorono, Bantul.
Baca juga: Mengenal Sianida Zat Kimia Pembunuh Sekeluarga di Magelang, Digunakan untuk Basmi Hama dan Serangga
"Tersangka tidak melarikan diri, kami amankan di rumahnya," katanya saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Senin (03/05/2021).
Ia menyebut identitas tersangka terungkap berkat kerja sama Polsek Sewon, Polres Bantul, hingga masyarakat yang menjadi saksi.
Identitas NA berhasil terungkap dari bungkus sate beracun tersebut.
Bungkus sate tersebut sangat spesifik dan dapat menunjukkan tempat dimana sate tersebut dibeli.
Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria, juga menyebut kandungan racun yang ada di bumbu sate tersebut adalah kalium sianida (KCN).
Racun tersebut memang sengaja ditaburkan bumbu sate oleh tersangka. Racun tersebut dibeli oleh tersangka secara daring.
"Makanya kami sebut ini sebagai pembunuhan berencana. Karena racun tersebut sudah dibeli sejak tiga bulan lalu. Selain itu dia sengaja memesan ojek online tanpa aplikasi, karena dianggap lebih aman. Tersangka mengaku tidak memiliki aplikasi saat memesan,"sambungnya.
Kapolres Bantul, AKBP Wachyu Tri Budi, menambahkan bahwa tersangka membeli kalium sianida (KCN) secara daring melalui e-commerce.
"Racun tersebut dibeli secara online. Beli sebanyak 250 gram, harganya Rp224.000,"katanya.
4. Digunakan Kopda Muslimin untuk Akhiri Hidup di Kendal Jawa Tengah
Sianida atau apotas diketahui digunakan Kopda Muslimin untuk mengkhiri hidup.
Kodam IV/Diponegoro mengungkapkan Kopda Muslimin meninggal dunia karena mati lemas akibat keracunan zat toksik berupa sianida.
Tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik di tubuh korban berdasarkan hasil visum.
"Kopda Muslimin meninggal karena mati lemas atau keracunan zat toksik berupa sianida dan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuhnya," kata Kapendam IV/Diponegoro Letkol Inf Bambang Hermanto melalui keterangan resminya, Kamis (1/9/2022).
Berdasarkan, hasil pemeriksaan toksikologi ditemukan racun sianida pada sampel urine, otak kecil, batang otak, ginjal kiri, jantung, dan paru kiri.
"(Lalu) sampel darah, otak besar, lambung, hati, ginjal kanan juga positif mengandung sianida," paparnya.
Alhasil lanjutnya, diduga kuat Kopda Muslimin meninggal dunia karena bunuh diri dengan mengonsumsi racun.
"Hal ini juga diperkuat dari beberapa keterangan saksi-saksi bahwa Kopda Muslimin secara terus menerus meminta maaf kepada orang tuanya dan menyatakan telah berbuat khilaf," imbuhnya.
Hasil autopsi Kopda Muslimin sudah diketahui, meninggal karena keracunan. (TribunJateng.com/Rahdyan Trijoko Pamungkas, Kompas.com)
Kopda Muslimin ketakutan dan menyesal atas perbuatannya sehingga mempunyai rencana mengakhiri hidupnya.
"Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya 6 (enam) lembar surat wasiat di tasnya yang ditujukan kepada istri dan anak-anaknya," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Kopda Muslimin ditemukan meninggal dunia di rumah orang tuanya di Kendal pada 28 Juli 2022.
Kopda Muslimin diduga menjadi otak penembakan terhadap istrinya sendiri, Rina Wulandari, pada tanggal 18 Juli 2022 di depan rumahnya, Jalan Cemara III, Kota Semarang. (TribunJogja.com/Christi Mahatma Wardhani) (Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Tribun Network)