TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Kesehatan menurun akibat mengungsi di atas sawah yang basah, seorang wanita lanjut usia korban gempa di Cianjur akhirnya meninggal dunia di tenda pengungsian.
Kondisi Iis Salsiah (62), warga Kampung Cijati RT 02/07, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur menurun drastis karena kedinginan ditambah penyakitnya bawaannya yang kambuh.
Adik almarhumah, Ika Sartika (38) mengatakan, Iis syok berat saat rumahnya ambruk akibat gempa bermagnitudo 5,6 tersebut.
Ia langsung ikut mengungsi di tenda yang didirikan di lahan sawah belakang permukiman warga.
Baca juga: Konser Amal Gitaris untuk Negeri Bersama 44 Musisi, Solidaritas dan Donasi bagi Korban Gempa Cianjur
Sebelum terjadi gempa memang Iis sudah menderita sakit gula, ia diduga langsung ngedrop ketakutan rumah ambruk.
Kepada keluarga, Iis sempat mengeluh kedinginan tidur di tenda karena bantuan selimut saat itu masih minim.
Cuaca di daerah Kampung Cijati selalu berubah siang panas, sore hujan, dan malam terkadang sangat dingin.
Hari ketiga di pengungsian, Rabu (23/11/2022), kondisi Iis terus memburuk.
Ia sempat dibawa ke rumah sakit dan layanan kesehatan. Namun karena penuh dengan korban luka berat, akhirnya Iis pun dibawa kembali ke tenda pengungsian dan meninggal dunia.
"Kondisinya ngedrop setelah hari pertama gempa, ia ketakutan karena rumahnya ambruk, hari kedua dan ketiga terus ngedrop, hingga tak tertolong dan meninggal dunia," ujar Ika Sartika (38) dikutip Tribun Jabar.
Ika membenarkan jika kakaknya tersebut sering kedinginan karena tidur di sawah, apalagi setelah diguyur hujan yang membuat lahan sawah menjadi basah.
"Sebelumnya memang punya darah tinggi dan gula juga," katanya yang menyebut bahwa hari ini keluarga akan menggelar tahlilan tujuh hari.
Ibu RT 02, Yanti, mengatakan ada sembilan tenda darurat yang didirikan di pesawahan belakang permukiman warga di wilayahnya.
Baca juga: Pengungsi Gempa Cianjur Meninggal di Tenda, Sempat Syok hingga Drop Lihat Rumahnya Ambruk
Ia mengatakan, saat ini warga mulai banyak diserang gejala panas dalam seperti tenggorokan kering dan radang.
Hal tersebut diduga karena siang hari suasana di persawahan sangat panas dari dalam tenda.
"Warga mulai mengeluh tenggorokan sakit dan radang, saya juga sama ini merasakan," ujarnya sambil memegang leher.
Yanti mengatakan, di wilayahnya ada 94 rumah mengalami rusak ringan sampai rusak berat akibat gempa.
"Saat ini warga butuh obat sakit tenggorokan, tapi kalau mau ada yang menyumbang apa saja kami terima," katanya.
Trauma Healing
Sejumlah elemen hingga kini terus menunjukan rasa empatinya kepada korban gempa Cianjur, Jawa Barat.
Hal ini juga ditunjukan oleh Polda Metro Jaya yang terus mengirimkan tim relawan untuk memenuhi kebutuhan logistik hingga trauma healing kepada para korban.
Adapun sebanyak 25 relawan bernamakan SiapBergerak yang dikirimkan Polda Metro Jaya yang terdiri dari tenaga medis maupun non medis.
"Sekarang fokus permasalahan yang kamu utamakan adalah pos traumatic stress desorder dan trauma healing untuk warga Cianjur," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dalam keterangannya, Rabu (30/11/2022).
Fadil mengatakan nantinya para relawan tersebut akan dikumpulkan di satu titik bernama posko tanggap bencana Polda Metro Jaya.
"Tentunya rehabilitasi baik sisi materil dan moril masyarakat membutuhkan waktu dan proses mengembalikannya seperti sediakala," jelasnya.
Baca juga: Solihin Terus Datangi Lokasi Longsor Gempa Cianjur Berharap Istrinya Ditemukan
Dalam kesemapatan yang sama, Ketua Bhayangkari Daerah Metro Jaya Ina Adiati Fadil Imran berucap pihaknya turut menyumbangkan lima toilet portable serta tangki air untuk membantu warga yang terdampak.
"Kami mendapati adanya kebutuhan yang urgent untuk dikirimkan ke Cianjur yaitu kebutuhan relawan juga kebutuhan air bersih dan toilet bagi petugas medis, pasien korban dan juga pengungsi. Oleh karenanya kami mengirimkan toilet dan tangki air," kata Ina.
Ina menyampaikan, Bhayangkari Polda Metro Jaya Bersama dengan Relawan SiapBergerak fokus membantu terkhusus untuk bayi yang menjadi korban gempa.
"Oleh karenanya, kami mengirimkan bantuan susu bayi, MP ASI, popok bayi, selimut, air mineral, selimut hingga kebutuhan pakaian dalam perempuan, perlengkapan ibadah,” tuturnya.
Di sisi lain, Pimpinan Relawan SiapBergerak, Zaky Ramadhan menyebut 25 relawan itu akan dibagi menjadi tiga kelompok.
Ketiga kelompok itu yakni relawan tenaga kesehatan, relawan operasional dapur umum serta dokumentasi data dan audiovisual, dan relawan distribusi konsumsi dan bantuan kemanusiaan.
“Dari 25 relawan, 15 relawan fokus untuk mengabdi di ruang UGD, ruang perawatan dan mobile hospital dengan kendaraan motor trail Brimob Polda Metro Jaya, untuk menyisir masyarakat yang belum tersentuh layanan kesehatan, karena berada di kawasan-kawasan yang masih terisolasi,” ujar Zaky.
Untuk relawan non-medis sendiri akan berkonsentrasi di dapur umum untuk memproduksi makanan yang akan dikonsumsi oleh para korban baik di pengungsian maupun di rumah sakit.
"Itu untuk konsumsi petugas kesehatan, pasien, penunggu pasien serta posko-posko pengungsian di wilayah Cianjur,” ucapnya.
Di samping itu, tim relawan SiapBergerak juga membantu mendokumentasikan data arus lalu lintas kehadiran serta status pasien yang berada di RS.
Baca juga: Korban Gempa Cianjur Masih Diselimuti Ketakutan, Polda Metro Jaya Kirim Tim Relawan Trauma Healing
"Hal ini menjadi penting, karena situasi darurat di RS, dibutuhkan pendataan yang presisi, sehingga memudahkan untuk mengalokasikan tenaga kesehatan dan obat-obatan, agar tepat sasaran dengan kehadiran para korban di rumah yang tidak berhenti. Kita perlu memastikan agar pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis dan non medis pasien,” tukasnya.
Untuk informasi, Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat bertambah.
Berdasarkan perkembangan data terbaru pada Selasa (29/11/2022) petang, jumlah korban meninggal dunia mencapai 327 orang.
"Sampai dengan waktu sekarang, jam sekarang, korban jiwa meninggal dunia sejumlah 327 jiwa, hasil pencarian sampai dengan Selasa, 29 November ditemukan 4 jiwa,” ujar Dandim 0608/Kabupaten Cianjur Letkol Arm Hariyanto dalam konferensi pers seperti dikutip dari live streaming Youtube BNPB, Selasa.
Sementara korban hilang tercatat saat ini masih sebanyak 5 orang.
Kendati demikian Hariyanto mengatakan pihaknya menerima laporan orang hilang dari 2 desa yakni Desa Cijedil sebanyak 6 jiwa, dan Desa Mangunkerta 2 jiwa.
Sehingga kata dia, jumlah orang hilang berdasarkan laporan terbaru tersebut menjadi 13 orang yang dilaporkan masih hilang.
"Kemudian apabila dijumlahkan total korban hilang dalam pencarian sejumlah 8 orang. Sehingga total laporan yang hilang sejumlah 13 orang," katanya.
Hingga kemarin, tercatat kerusakan infrastruktur tercatat 26.237 rumah rusak berat, 14.196 rumah rusak sedang, dan 22.786 rumah rusak ringan.
Infrastruktur lain yang mengalami kerusakan yaitu 471 sekolah, 170 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 17 gedung perkantoran. (Tribun Jabar/Tribunnews.com)