News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa Berpusat di Cianjur

Hari ke-10 Mengungsi, Warga Cianjur Mulai Gatal-Gatal, Demam hingga Diare

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan Kesehatan dari Universitas Esa Unggul Evi Medina saat memberikan penanganan kepada salah satu pengungsi di Kampung Tunggilis yang mengalami infeksi pada luka di kaki akibat tertimpa benda saat gempa terjadi, Kamis (1/12/2022)

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAWA BARAT - Ribuan warga di Kabupaten Cianjur Jawa Barat dikabarkan masih mengungsi di posko-posko bantuan sejak gempa bumi berkekuatan 5, 6 Magnitude mengguncang wilayah mereka pada Senin 21 November lalu.

Hingga hari ini, terhitung sudah sepuluh hari mereka tinggal bersamaan di dalam tenda sederhana dengan keterbatasan fasilitas dan kebutuhan pokok.

Baca juga: Update Gempa Cianjur Hari ini: 329 Korban Tewas, 11 Orang Masih Hilang, 24.107 Rumah Rusak Berat

Beragam penyakitpun mulai dialami serta dikeluhkan oleh para pengungsi di berbagai desa di Kabupaten Cianjur.

Relawan Kesehatan dari Universitas Esa Unggul Evi Medina menyatakan, sejauh ini pihaknya menerima adanya keluhan dari pengungsi soal gangguan kesehatan tersebut.

Evi beserta rekannya membangun tenda bantuan kesehatan di posko Desa Ciputri, Kampung Tunggilis, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat.

"Sudah mulai sejak kemarin banyak yang ke sini (posko kesehatan Universitas Esa Unggul), macam-macam (keluhan penyakitnya)," kata Evi saat ditemui di area pengungsian Tunggilis, Kamis (1/12/2022).

Dalam penuturannya, Evi menyebut dominan dari masyarakat yang mendatangi posko kesehatan mengalami gatal-gatal, iritasi kulit, demam hingga diare.

Baca juga: Gempa Cianjur, Jumlah Korban Meninggal Dunia Bertambah Jadi 329 Orang

Masalah utamanya yakni para pengungsi mulai mengalami kesulitan mendapatkan air bersih hingga kurangnya sarana sanitasi.

Bahkan untuk mandi sekalipun, para pengungsi kata Evi harus mengambil air dari aliran sungai.

"Karena air bersih kan memang sulit di sini, untuk mandi, wudhu aja mereka pakai aliran air ini (sungai)," ucap Evi.

Tak hanya itu, kondisi di dalam tenda yang kerap berdempetan dengan pengungsi lain juga memicu tingginya penularan.

Tak hanya gatal-gatal, para pengungsi yang berada di dalam tenda juga rentan terjangkit flu dan batuk serta sesak nafas.

"Iya karena mereka kan berdempetan, kalau yang satu (warga) gatal-gatal pasti gampang nularnya, kalau misalnya ada yang flu juga pasti nularnya cepet," ucapnya.

Baca juga: Kejaksaan Kirim Bantuan Paket Sembako Hingga Barang Inventaris Kantor Untuk Korban Gempa di Cianjur

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini