TRIBUNNEWS.COM - Polisi mengungkap motif lain pembunuhan satu keluarga di Magelang, Jawa Tengah, Senin (28/11/2022).
Selain motif sakit hati menjadi tulang punggung keluarga, tersangka mengaku kesal karena sering ditanya terkait uang investasi yang diberikan oleh orangtuanya.
Tersangka, Dhio Daffa pernah diberi uang sebesar Rp 400 juta oleh orangtuanya yang digunakan untuk investasi.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Dhio di depan petugas Mapolres Magelang.
"Selama ini minta uang ke orangtua. Kalau dijatah perbulan tidak ada, cuma mintanya itu alasannya mengajak untuk investasi, sekitar Rp400 juta," ujarnya dikutip dari TribunJogja.com.
Uang investasi yang diberikan pada tahun 2021 ini belakangan ditagih terus oleh orangtua Dhio yang kini menjadi korban pembunuhan.
Baca juga: Anak Bunuh Keluarga Pakai Racun Arsenik dan Sianida di Magelang, Saudara Enggan Jenguk Pelaku
Dhio menjelaskan dari total Rp 400 juta yang diberikan orangtuanya, hanya sebagian yang diinvestasikan.
"Iya, ditagih terus daripada hasil investasi yang sudah diberikan," jelasnya.
Pria berusia 22 tahun ini juga mengaku memakai sebagian uang tersebut untuk kebutuhan pribadi.
"Hanya sebagian kecil saja untuk investasi, sebagian lagi saya gunakan sendiri," terangnya.
Terkait model investasi yang dilakukan, Dhio belum memberikan jawabannya.
Kini, petugas masih mendalami jenis investasi yang dilakukan oleh tersangka.
Sementara itu, Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun, menjelaskan saat ini petugas masih mendalami jenis investasi yang dilakukan oleh tersangka.
"Masih kami dalami untuk hal itu (investasi)," pungkasnya.
Baca juga: Fakta Baru Soal Pekerjaan Pelaku Pembunuhan di Kabupaten Magelang dan Misteri Mobil Innova K 17 DA
Motif Dhio membunuh dibantah keluarga
Sebelumnya, Paman Dhio Daffa, Sukoco membantah motif awal pembunuhan dan menyebut Dhio adalah sosok yang boros.
Motif pembunuhan yang didapat polisi dari keterangan Dhio yakni sakit hati karena menjadi tulang punggung keluarga.
"Selain itu saya meluruskan berita yang simpang siur, bahwa pengakuan tersangka dia jadi penanggung jawab atau tulang punggung itu tidak benar. Sama sekali tidak benar," terangnya dilansir dari YouTube KompasTV, Selasa (29/11/2022).
Ia menjelaskan, selama ini Dhio selalu hidup boros dan membebani perekonomian keluarga.
Menurutnya Dhio pandai berbohong ke orang tua agar diberi uang yang jumlahnya tidak sedikit.
"Bahkan justru yang merusak dana-dana orang tua itu, dia sendiri."
"Dengan kebohongan-kebohongannya, kepandaiannya, sehingga dana-dana orang tua digerogoti," pungkasnya.
Bahkan, Sukoco mendapat informasi dari korban, Heri Riyani jika uang jajan bulanan Dhio mencapai Rp 32 juta sebulan.
Baca juga: DDS Jadi Pelaku Pembunuhan Keluarganya di Magelang, Pamannya Minta Polisi Lidik Kasusnya dengan Baik
Hal tersebut diceritakan Heri Riyani kepada Sukoco beberapa bulan sebelum kejadian pembunuhan.
"Jadi waktu almarhumah adik saya (Heri Riyani), pernah beberapa bulan yang lalu bertemu dengan saya 'mas ini untuk pengeluaran Dhio satu bulan 32 juta' untuk kursus bahasa Inggris, belum yang lain-lainnya," pungkasnya.
Uang yang diberikan kepada Dhio tidak jelas digunakan untuk apa karena tidak ada bukti.
"Namun kursusnya belum dibuktikan benar adanya," imbuhnya.
Keluarga korban enggan menjenguk tersangka
Keluarga korban kasus pembunuhan di Magelang, Jawa Tengah berkumpul bersama di hari ketujuh kematian ketiga korban yakni Abbas Ashari (58), Heri Riyani (54), dan Dhea Chairunisa (25).
Kakak kandung dari korban Heri Riyani, Agus Kustiardo menjelaskan, dalam acara tersebut keluarga dari Abbas Ashari dan Heri Riyani sepakat untuk tidak memberikan pembelaan kepada tersangka yang merupakan anak dari korban.
Ia berharap tersangka, Dhio Daffa mendapat hukuman setimpal dan menyerahkan kasus ini ke kepolisian sepenuhnya.
"Kami sepakat menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak berwajib, sudah kami relakan. Pastinya tersangka harus dihukum setimpal dengan apa yang dilakukannya."
"Dari kami dua pihak keluarga tidak ada pembelaan untuk tersangka. Harus menjalani hukuman, orang melanggar hukum mau seenaknya tidak bisa," jelasnya dikutip dari TribunJogja.com.
Baca juga: Anak yang Bunuh Keluarganya di Magelang Sewa Mobil untuk Ambil Sianida dan Arsenik, COD dengan Kurir
Agus Kustiardo mengungkapkan kejadian ini tidak pernah diduga oleh keluarga korban yang berada di Magelang maupun Yogyakarta.
Apalagi tersangka dalam kasus ini adalah anak dari korban.
"Masih merasa kehilangan kesedihan masih ada. Masih terpukul semua kami di sini. Sedih-sedih, ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Siapapun pasti akan miris dengan kejadian ini," terangnya.
Menurutnya, perbuatan yang dilakukan keponakannya yang kini sudah menjadi tersangka sangat kejam.
Dimatanya, Dhio adalah sosok yang pintar memainkan karakter karena di depan keluarga terlihat baik.
Namun hingga saat ini, Agus sama sekali tidak melihat kesedihan dari muka Dhio setelah tiga anggota keluarganya meninggal.
"Tersangka itu benar-benar pandai bermain karakter, sampai saya tidak menyangka ada rencana ini. Memang saat peristiwa itu terjadi tersangka tidak ada mimik rasa berduka. Padahal, saya yang baru ditelpon saja langsung lemas sampai sekarang, kalau diingat-ingat kejadian itu lagi," pungkasnya.
Sampai saat ini, keluarga sepakat untuk tidak menjenguk tersangka yang kini ditahan di Mapolresta Magelang.
"Belum pernah (menjenguk tersangka), ya paling nantilah kalau sudah tidak loro hati (sakit hati). Itupun bukan menjenguk karena iba dengan tersangka, tetapi lebih ke hal lain yang perlu diselesaikan secara keluarga," tambahnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)