Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah pusat tidak memberikan beras impor ke wilayahnya.
Hal tersebut menyikapi keputusan pemerintah pusat untuk mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton dalam rangka memperkuat stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang ditargetkan sebanyak 1,2 juta ton pada akhir tahun 2022.
Menurut Ganjar, Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah produksi padi paling besar di Indonesia.
"Maka kemarin ada yang protes, mudah-mudahan BULOG akan bisa mengendalikan, Badan Pangan Nasional juga mengendalikan, Kementerian Perdagangan (Mendag) mengendalikan, ya Jawa Tengah nggak perlu ya (impor beras) jangan sampai masuk," kata Ganjar, Senin (26/12/2022).
Ia pun mengungkap dirinya menerima protes dari para pedagang di Sragen agar beras impor tak masuk ke wilayah Jawa Tengah.
"Kemarin Sragen yang menyampaikan ke saya jangan masuk. Terus para pedagangnya protes, kan yang di Sragen juga lumbung ya," ucapnya.
Baca juga: Masalah Impor Beras Disebut sebagai Fenomena Puncak Gunung Es
"Maka betul-betul, tolong ditahan. Bisa dimasukkan ke daerah-daerah yang lebih membutuhkan," sambungnya.
Ganjar menyebut produksi padi di Jawa Tengah merupakan salah satu terbesar di Indonesia.
Ia pun menegaskan bila stok berasa di Jawa Tengah saat ini masih aman.
Bahkan, beras dari Jawa Tengah justru masuk ke luar wilayah Jawa Tengah.
"Beras kita juga piknik, beras kita juga pergi kemana-mana karena kita penghasil yang cukup tinggi," kata Ganjar.
Baca juga: Kementan Pastikan Stok Beras Aman Menjelang Natal Dan Tahun Baru
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi dan beras Jateng merupakan yang terbesar ke-2 di Indonesia pada 2022.
Produksi padi Jateng mencapai 9,7 juta ton padi, beras 5,5 juta ton, serta luas panen 1,7 juta hektare.