TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional di Tribunnews.com dimulai video seorang qariah disawer saat melantunkan ayat suci Al-Qur'an.
Kejadian yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten, akhirnya viral dan menjadi bahan perbincangan.
Sementara identitas qariah yang ada dalam video bernama Nadia Hawasyi.
Kemudian ada kasus oknum polisi berinisial Aiptu AR diduga tega menjual istrinya ke orang lain.
Mirisnya lagi, orang lain tersebut merupakan rekan kerja sesama polisi.
Kasusnya kini tengah didalami oleh Bidang Propam Polda Jawa Timur.
Baca juga: Populer Nasional: Viral Video Bocoran Vonis Ferdy Sambo - Bocoran Istana soal Reshuffle Kabinet
Berita populer terakhir datang dari kasus pelatih rebana cabuli puluhan muridnya di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Pelaku berinisial M (28) sudah diamankan pihak kepolisian.
Sedangkan jumlah korban yang sudah diketahui mencapai 21 orang.
Berikut berita populer regional di Tribunnews.com dalam 24 jam terakhir selengkapnya:
1. Viral Video Qariah Disawer, Nadia Hawasyi Merasa Tak Dihargai, PBNU dan MUI Pandeglang Angkat Bicara
Video Qariah bernama Nadia Hawasyi disawer saat melantunkan ayat suci Alquran, viral di media sosial.
Nadia Hawasyi mengungkapkan, peristiwa dalam video tersebut terjadi saat dirinya menghadiri acara Maulid Nabi di Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Oktober 2022.
Nadia Hawasyi mengaku hanya diundang untuk mengisi acara Maulid Nabi sebagai Qariah.
"Acaranya sudah dua bulan lalu, tepatnya bulan Oktober tapi saya lupa pastinya tanggal berapa," ungkapnya, Jumat (6/1/2023), dilansir Kompas.com.
"Dan saya tidak tahu kalau pada saat saya ngaji, panitia baik laki-laki maupun perempuan akan sawer saya," jelas Nadia Hawasyi.
Nadia Merasa Tak Dihargai
Qariah Nadia Hawasyi merasa tidak dihargai dengan aksi sawer tersebut.
"Saya merasa tidak dihargai," katanya, Jumat, seperti diberitakan Kompas.com.
Saat itu, Nadia Hawasyi mengaku tidak bisa marah karena posisinya sedang mengaji.
Namun, setelah turun dari panggung, Nadia Hawasyi langsung menegur panitia.
"Tidak mungkin saya mau langsung tegur atau saya langsung berhenti dan turun dari panggung, karena itu termasuk adab dalam membaca Alquran," terangnya.
Ketua Umum PBNU Sebut Tidak Sopan
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya, memberi tanggapan soal video Qariah disawer penonton yang viral.
Gus Yahya menilai, menyawer saat melantunkan ayat suci Alquran merupakan tindakan tidak terpuji.
2. Kronologi Kasus Aiptu AR yang Dilaporkan ke Polda Jatim karena Diduga Jual Istri ke Teman
Anggota Satsabhara Polres Pamekasan, Aiptu AR ditangkap oleh anggota Bidang Propam Polda Jawa Timur (Jatim) karena diduga terlibat kasus kekerasan seksual dan pornografi yang melibatkan istrinya.
Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto.
Namun, pihaknya mengaku masih menunggu hasil penyelidikan tekait kasus Aiptu AR yang dilakukan Bidang Propam Polda Jatim.
Hingga Jumat (6/1/2023), Dirmanto menegaskan bahwa Aiptu AR masih menjalani pemeriksaan dan ditempatkan di tempat khusus (Patsus) Bidang Propam Polda Jawa Timur.
"Iya nanti kita lihat dulu, hasilnya seperti apa."
"Kalau memang ditemukan yang lain, nanti bisa ditindaklanjuti," ujarnya, dikutip dari Tribunjatim.com, Jumat (6/1/2023) malam.
Lalu, bagaimana kronologi terkait kasus Aiptu AR yang ditangkap oleh Polisi karena terlibat kasus kekerasan seksual dan pornografi?
Berikut kronologi kasus Aiptu AR yang sedang ramai dibicarakan karena diduga menjual tubuh istrinya sendiri.
Dilaporkan Istri Sendiri
Berawal dari MH (41), istri dari Aiptu AR yang melaporkan sang suami ke Propam Polda Jawa Timur karena sudah tidak kuat menghadapi perilaku menyimpang sang suami terkait kasus kekerasan seksual, asusila, dan pornografi.
MH mengirimkan surat pelayanan pengaduan (Yanduan) masyarakat, kemudian diterima oleh Propam Polda Jawa Timur. Dikutip dari Wartakotalive.com.
"Iya (istri sah Aiptu AR, terlapor berinisial MH)," ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto.
MH juga melaporkan, bahwa AR sudah membiarkan dirinya disetubuhi oleh orang lain.
Di mana orang lain tersebut adalah rekan-rekan Aiptu AR, sesama anggota polisi.
3. Oknum Guru Ngaji di Batang Cabuli Anak-anak Selama Tiga Tahun, Kini Korban Mencapai 21 Orang
Tindakan pencabulan terhadap anak-anak kembali terjadi, kini dilakukan oknum guru ngaji yang juga pelatih rebana di Kecamatan Batang, Jawa Tengah.
Terduga pelaku berinisial M (28), awalnya dilaporkan sembilan orang ke Polres Batang oleh orang tua anak yang menjadi korban pencabulan.
Tetapi saat ini, terdapat penambahan 12 orangtua yang melapor didampingi LSM Trinusa dan Organisasi Pemuda Andom Roso.
Korban tidak hanya bertambah jumlahnya namun juga semakin meluas hingga tiga kelurahan yaitu di Kelurahan Proyonanggan Utara, Proyonanggan Selatan dan Karangasem Selatan.
"Hari ini kami pendamping orangtua korban kembali melakukan pelaporan ke unit PPA Polres Batang, ini penambahan korban ada 12 anak, yang semuanya benar-benar dilakukan tindakan sodomi oleh pelaku," tutur Pendamping keluarga korban dari LSM Trinusa, Dimas Adi Pamungkas, dikutip dari TribunJateng, Sabtu (7/1/2022).
Lebih lanjut dikatakannya, orangtua korban baru mengetahuinya setelah muncul kabar yang beredar.
Lalu para orangtua pun mengecek dengan menanyakan kepada anak-anaknya.
"Para orangtua ini khawatir adanya informasi itu, lalu mengecek dengan menanyakannya langsung kepada anak-anaknya, dan ternyata betul sebagian besar menjadi korban, yang kemudian melaporkan pada posko aduan," terangnya.
Jumlah korban pun terus bertambah dan meluas hingga ke dukuh dari kelurahan yang berbeda, dan disinyalir bisa mencapai 30an anak.
"Itu karena pelaku ini melatih rebana, terkadang juga mengaji di beberapa tempat sehingga muridnya ya cukup banyak dan tersebar," ujarnya.
Sementara itu, untuk kondisi korban sendiri ada yang mengeluhkan duburnya sakit sehingga harus ditangani oleh dokter.
Pihaknya juga sedang fokus pada penanganan kondisi psikis korban dengan bekerjasama Psikolog rumah sakit.
Kasat Reskrim Polres Batang, AKP Yorisa Prabowo membenarkan adanya penambahan laporan korban pada hari ini yaitu 12 orang.
"Kami sudah terima aduannya, kemudian kami arahkan untuk visum, kami juga masih membuka posko pengaduan baik di desa maupun kita menggandeng P2TP2A.
(Tribunnews.com)