"Peristiwa itu sekira ya tahun 2005, anak pertamanya masih kecil lalu dibawa ayah kandung dan neneknya ke Mojokerto," kata L (42), adik sepupu Siti.
Di Semarang, Siti awalnya tinggal bersama ayah kandungnya.
Namun, setelah sang ayah meninggal dunia, Siti tinggal seorang diri di rumahnya.
Baca juga: Sosok Wage Suti, Wanita di Sorong Dibakar Hidup-hidup karena Diduga Penculik Anak, Penderita ODGJ
Makin Menjadi setelah Ditinggal Suami
Kondisi Siti kian tak terkontrol setelah ditinggalkan oleh suami dan putrinya, mengutip TribunJateng.com.
Kepala Seksi Tuna Susila dan Perdagangan Orang (Kasi TSPO) Dinsos Kota Semarang, Bambang Sumedi mengatakan, Siti ditinggal oleh suaminya sejak putrinya berusia tiga tahun.
Sementara saat ini, anak perempuan Siti telah berusia 20 tahun.
Sang suami meninggalkan Siti karena kondisi Siti yang makin tidak terkontrol, mulai dari ucapan hingga sikap.
"Sampai saat ini (suami dan anak Siti) tidak pernah ada kabar beritanya lagi, putus kontak keluarga," ujarnya, Rabu (25/1/2023).
Sejak saat itu, kehidupan Siti semakin tidak terarah, dia juga kerap bepergian tidak jelas.
Hamil Tanpa Tahu Siapa yang Menghamili
Kendati mengalami gangguan kejiwaan, Siti menjadi korban perbuatan asusila oleh sejumlah pria.
Akibatnya, Siti hamil anak kedua, ketiga, dan keempat tanpa diketahui siapa yang sudah menghamilinya.
Baca juga: Kisah Pilu ODGJ di Semarang, Hamil 7 Kali dan Tak Diketahui Pria yang Menghamilinya
"Pada kelahiran anak ketiga berjenis kelamin laki-laki, dikabarkan balita tersebut meninggal dunia karena (mengalami) kekerasan oleh ibunya (Siti)," jelasnya.