News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kardinal Ayuso Kagumi Harmonisasi dan Persaudaraan Sejati Masyarakat di Ganjuran Bantul

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Dikasteri untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ, Pater Markus Solo Kewuta SVD, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo saat berkunjung ke Paroki Ganjuran, Bantul, DIY, Selasa (14/2/2023).

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Presiden Dikasteri untuk Dialog Antaragama Tahta Suci Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ berkunjung ke Paroki Ganjuran, Bantul, DIY, Selasa (14/2/2023).

Dalam kunjungannya itu, Kardinal Ayuso sangat mengagumi terjalinnya persaudaraan sejati di Ganjuran, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kardinal Ayuso kagum terhadap kehidupan umat Katolik di Paroki Ganjuran dengan masyarakat sekitarnya yang berlainan keyakinan tapi dapat berjalan harmonis.

Presiden Dikasteri untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ, Pater Markus Solo Kewuta SVD, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo saat berkunjung ke Paroki Ganjuran, Bantul, DIY, Selasa (14/2/2023).

“Saya terkesan akan perjalanan sejarah paroki ini. Untuk saya sebagai seorang yang bekerja di bidang dialog lintas agama, memajukan kerukunan dan perdamaian lintas agama, ini merupakan sesuatu yang sangat menginspirasi.

"Kesuksesan-kesuksesan inkulturasi yang dihidupkan di sini berbasis atas kehidupan berdampingan yang penuh kedamaian dan ketentraman,” tutur Kardinal Ayuso.

Perasaan kagum tersebut diutarakan Kardinal Ayuso dalam sambutan berbahasa Inggris yang langsung diterjemahkan oleh Pater Markus Solo Kewuta SVD-- usai menyaksikan tayangan video perjalanan sejarah Gereja Paroki Ganjuran.

Dari lubuk hati yang paling dalam, Kardinal Ayuso menyatakan sangat berterima kasih bisa datang ke Indonesia bukan semata untuk menerima penghargaan gelar Doktor Kehormatan atau Doctor Honoris Causa (DR HC) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta namun juga mendapat kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat lain yang menginspirasi termasuk ke Paroki Ganjuran.

Baca juga: Senin Besok Kardinal Ayuso Terima Gelar Doktor Honoris Causa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Diketahui, Kardinal Ayuso bersama Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) KH Yahya Cholil Staquf dan Ketua PP Muhammadiyah 2005-2010 Sudibyo Markus mendapat penghargaan DR HC dari UIN Sunan Kalijaga, Senin (13/2/2023).

“Terima kasih untuk penyambutan yang sangat hangat dan sangat indah hari ini. Banyak terima kasih untuk penyambutan melalui berbagai bentuk yang diselenggarakan hari ini,” ujar Kardinal Ayuso, seraya menambahkan bahwa dirinya akan terus dan selalu mendoakan Uskup Agung Semarang Robertus Rubiyatmoko, para uskup, para romo, dan semua yang telah bekerja serta umat paroki dan umat diosis seluruhnya.

Kardinal Ayuso menambahkan bahwa ia juga akan berdoa bukan saja untuk mereka yang hadir dalam acara tersebut namun juga untuk yang tidak hadir.

Sebagai seorang Kardinal yang bekerja sangat dekat dengan Paus Fransiskus, Kardinal Ayuso menyatakan bahwa dirinya membawa doa dan berkat dari Paus untuk Uskup, para imam, para suster, para pekerja, dan umat seluruhnya.

“Nanti setelah saya kembali (ke Vatikan) saya akan bertemu Paus Fransiskus dan akan menceritakan kepada beliau tentang begitu banyaknya pengalaman yang saya alami di sini hingga kehidupan bersama yang indah yang saya alami di sini,” imbuhnya.

Presiden Dikasteri untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan, Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot MCCJ, Pater Markus Solo Kewuta SVD, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo saat berkunjung ke Paroki Ganjuran, Bantul, DIY, Selasa (14/2/2023).

Atas penyambutan luar biasa yang ia terima Kardinal Ayuso menyatakan tidak ingin seorang pun terlewatkan untuk mendapatkan terima kasih.

“Terima kasih berlimpah dari saya kepada semua yang sudah menyiapkan semua ini, sekuriti, pekerja, para suster, koor, penyanyi, penari, dan sebagainya. Inilah pengalaman bagi kita mengalami sebuah keluarga bukan saja keluarga katolik tetapi keluarga kemanusiaan,” tegasnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini