TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- SMAN 1 Ciwidey memberikan klarifikasi terkait dugaan perundungan (bully) yang dilakukan pelajar sekolah tersebut.
Wakil Kepala Sekolah yang juga Humas SMAN 1 Ciwidey, Iwan membenarkan adanya kejadian perundungan tersebut, namun ia menyebut itu terjadi bukan di waktu dan wilayah sekolah.
Baca juga: Siswi SMAN 1 Ciwidey Kabupaten Bandung Jadi Korban Bully, Pelaku Tersinggung Karena Unggahan Korban
"Memang betul telah terjadi perselisihan antara korban dengan beberapa temannya, hingga ada kekerasan berupa pemukulan terhadap korban," kata Iwan, saat dikonfirmasi.
Iwan menjelaskan, pemicunya bukan karena sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
Selain itu kata dia, kejadiannya di luar jam dan area sekolah, yakni pukul 14.00 WIB di dekat penggilingan padi yang tak terpakai.
"Kegiatan pembelajaran pada hari Jumat, hanya sampai pukul 11.35 WIB," kata Iwan.
Sehingga, menurutnya, itu menjadi perhatian dan tanggung jawab orang tua. Iwan menjelaskan, walau demikian, setelah mendapat laporan kejadian tersebut, pihak sekolah sudah melakukan mediasi antara korban dan pelaku, beresrta para orang tuanya, disaksikan pihak kepolisian.
Baca juga: Hanggini Pernah Jadi Korban Bully, Trauma Jika Ingat Saat Masih SD Ditenggelamkan di Kolam Renang
"Hasil mediasi, sudah ada kesepakatan damai, dan semua siswa yang bersalah mendapat sanksi yang mendidik dari sekolah," katanya.
Iwan mengaku, pihak sekolah juga sudah melakukan tindakan secara psikologis terhadap korban, supaya tidak ada efek negatif, seperti trauma dan sebagainya.
Menurut Kasatreskrim Polresta Bandung, Kompol Oliestha Ageng Wicaksono, perundungan terjadi Jumat 10 februari pukul 14.00 WIB.
"Pelaku tersinggung oleh postingan korban di media sosialnya," ujar Oliestha, saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Senin (20/2/2022).
Oliestha mengatakan, memang bahwa orang tua korban, sudah membuat surat pernyataan resmi.
Baca juga: Pernah Jadi Korban Bully di Sekolah Dasar, Hanggini Putuskan Homeschooling
"Intinya sebagai orang tua, mereka memohon agar persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan atau perdamaian. Mengingat pelakunya juga masih di bawah umur," kata Oliestha.
Atas dasar surat penolakan tersebut, kata Oliestha, saat ini menunggu tindakan dari sekolah, yang intinya para pihak yang bersengketa ini sudah menolak perkara ini dilanjutkan.
Saat ditanya luka korban, Oliestha, mengatakan, korban ini tidak melakukan visum dan pihaknya pun tidak bisa melakukan visum karena tidak didasari laporan polisi.
"Kalau menurut keterangannya, korban ini dipukul di bagian lengan, dada, dan sempat terjatuh. Sehingga untuk kondisi luka-lukanya saat ini kami belum ada hasil, yang dapat kami pertanggung jawabkan karena kami belum lakukan visum," ucapnya.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Siswi SMA Jadi Korban Bullying di Ciwidey, Wakepsek Sebut Terjadi di Luar Lingkungan Sekolah