TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyoroti kasus kekerasan di Panti Asuhan Palembang, Sumatera Selatan.
Kasus kekerasan di Panti Asuhan Fisabillillah Al Amin Palembang viral di media sosial sehingga membuat polisi bergerak cepat.
Baca juga: Panti Asuhan di Palembang Ditutup karena Pemiliknya Terlibat Kasus Kekerasan, 18 Korban Dipindahkan
Melalui akun twiternya @mohmahfudmd, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berharap aksi main hajar tidak dilakukan.
"Yth. Pemda dan Polda Sumatera Selatan. Apakah video dibawah ini serius terjadi atau sekedar akting utk konten di medsos? Pendidikan kepada siapa pun, termasuk terhadap anak-anak yatim di Panti Asuhan tak boleh main hajar dan main pukul begitu,' katanya.
Tak lupa Mahfud MD mengetag @DivHumas_Polri.
Pemilik Panti Asuhan Fisabilillah Al-Amin Jadi Tersangka dan Positif HIV
Hidayatullah, pemilik panti asuhan Fisabilillah Al-Amin yang melakukan kekerasan kepada 18 orang anak-anak panti asuhan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polrestabes Palembang.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhammad Ngajib didampingi Kasat Reskrim AKBP Haris Dinzah, dan Kanit PPA Ipda Cici M Sianipar mengatakan sudah ada 24 saksi yang diperiksa.
"Saksi-saksi yang kami periksa meliputi anak-anak panti, istri Hidayatullah, dan masyarakat sekitar. Terbukti kekerasan itu dilakukan dan sudah kami tetapkan tersangka, " kata Ngajib, Senin (27/2/2023).
Dari total 39 anak panti asuhan yang tinggal, 18 diantaranya menjadi korban kekerasan tersangka baik secara fisik maupun verbal.
Ngajib juga mengungkapkan motif kekerasan yang dilakukan. Tersangka melakukan itu lantaran kesal dengan anak asuhnya yang dianggap tidak disiplin.
"Tersangka kesal dengan anak-anak didiknya karena dianggap malas dan tidak disiplin, " ujarnya.
Baca juga: Pemilik Panti Asuhan di Palembang Jadi Tersangka Kasus Kekerasan, Ini Sosoknya di Mata Anak Asuh
Tindak kekerasan itu dilakukan tersangka sejak tahun 2022 hingga akhirnya video perlakuannya kepada anak panti asuhan pun viral pada Februari 2023.
"Kekerasan itu dilakukan sejak tahun 2022 sampai 2023," katanya.
Selanjutnya tersangka akan ditahan di tempat khusus di Polrestabes Palembang, karena seperti yang diketahui tersangka positif mengidap HIV.
Pihaknya juga akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang.
"Tersangka ditempatkan di sel yang berbeda atau khusus. Tapi selagi proses hukum berjalan kami juga akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan bagaimana penanganannya, " ungkapnya.
Nasib 18 Anak Panti Asuhan
Pelaku penganiayaan anak panti asuhan di Palembang Hidayatullah, yang merupakan ketua Panti Asuhan Fisabillillah Al Amin yang berada di jalan Mangkubumi, 3 Ilir, Ilir Timur II, Palembang dinyatakan positif HIV.
Lalu bagaimana dengan anak-anak Panti Asuhan tersebut?
Baca juga: Soal Kekerasan di Panti Asuhan Palembang, Ini Kata Istri Pelaku hingga Terungkap Motifnya
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Trisnawarman, 18 anak pantai yang ada di panti asuhan tersebut sudah dipersiapkan dan hasilnya negatif.
"Untuk anak, dan istri juga diperiksa negatif. Untuk sekarang memang negatif, maka kemungkinan akan diperiksa ulang pada enam bulan kedepan. Karena masa inkubasi virus ini lama. Jadi akan diperiksa ulang," kata Trisnawarman, Selasa (28/2/2023)
Menurutnya, Hidayatullah itu juga sudah diperiksa meskipun positif tapi viral load atau penularannya sudah tidak menularkan lagi. Karena sudah mengkonsumsi obat ARV.
"Sudah berapa lama terkena HIV kita belum tahu, tapi sudah beberapa tahun mengkonsumsi obat ARV. Kalau rajin mengkonsumsi obat tersebut dan hasil viral load nya menurun maka tidak menularkan lagi tapi tetap masih HIV," katanya
Masih kata Trisnawarman, meskipun sudah tidak menularkan lagi tetap harus mengkonsumsi obat tersebut seumur hidup, supaya tetap agar tidak menularkan.
"Terkait kasus ini, karena memang ini kasus kekerasan jadi didampingi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Kemudian bekerjasama dengan Dinsos dan Dinkes dan Polrestabes Palembang," ungkapnya.
Baca juga: Soal Kekerasan di Panti Asuhan Palembang, Ini Kata Istri Pelaku hingga Terungkap Motifnya
Menurutnya, anak-anak panti tersebut sudah dipindahkan ke panti asuhan di Km 5. Lalu dilakukan pendekatan melalui Dinkes kota dan Dinsos, karena anak-anak terlihat trauma karena ditakuti atau diancam oleh pelaku.
"Istrinya juga bilang kalau pelaku ini ada ganguan jiwa atau skizofrenia. Untuk itu ada tempramen meskipun sekarang sudah agak berkurang," jelasnya
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Mahfud MD Soroti Kekerasan di Panti Asuhan Palembang, Tak Boleh Main Hajar