Karena akan terasa aneh dan tidak nyambung jika ketertinggalan mutu pendidikan yang menjadi penyebab merosotnya capaian standar mutu, tapi yang disalahkan justru jam masuk sekolah.
"Terasa aneh dan tidak nyambung ketika ketertinggalan mutu pendidikan yang penyebabnya adalah merosotnya capaian standar mutu, tetapi yang disalahkan justru jam masuk sekolah", pungkasnya.
Baca juga: Komentari Sekolah di NTT Masuk Jam 5 Pagi, Roy Marten: Nggak Masuk Akal!
Respons Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia
Baru-baru ini, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta agar aktivitas sekolah bagi siswa SMA dan SMK di Kupang dimulai sejak pukul 05.00 WITA.
Alasannya untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi siswa.
Terkait hal ini Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) memberikan tanggapan.
Menurutnya, tidak mengapa jika sekolah dimulai lebih pagi, asal anak memiliki kualitas tidur yang baik.
Baca juga: Viral Siswa SMA Masuk Jam 5 Pagi, DPR Kritik Pedas dan Tantang Pemprov NTT Kerja dari Subuh
"Sekolah jam 05.00 pagi yang penting kualitas tidur cukup," ungkapnya pada jumpa pers mengenai Pernyataan Bersama PB IDI dan 7 Organisasi Profesi Medis dalam Pencegahan dan Penanganan Stunting, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2023).
Apa lagi anak-anak anak butuh istirahat 7-8 jam.
Sehingga jika memang sekolah pukul 05.00 WITA, maka siswa perlu tidur lebih awal atau jam 20.00 WITA.
"Kalau 8 jam, dia tidur di awal malam atau nggak jam 20.00 WITA. Karena dia bangun jam 04.00 pagi. Masalahnya sekarang anak SMA sekarang bisa nggak tidurnya nggak malam?" papar dr Piprim lagi.
Baca juga: Komisi X DPR RI Nilai Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT Bentuk Perampasan Hak Siswa
Lebih lanjut ia pun menjelaskan dampak kurang tidur atau begadang semalam.
"Begadang semalam saja, 30 persen sel kekebalan tubuh bisa hancur. Apalagi tiap hari suruh begadang," kata dr Piprim lagi.
Sehingga, ia pun menekankan pentingnya kualitas dan kuantitas tidur.