Ia tak bisa menyembunyikan kesedihanya. Air matanya terus mengalir saat awak media berbincang dengannya.
"Sekira pukul 07.00 air sudah kami lihat mulai masuk pemukiman. Kami mulai siaga sejak saat itu," ujarnya.
Baca juga: BPBD Sumsel: Ratusan Rumah di 5 Desa Terdampak Banjir Bandang Lahat, Ada yang Terbawa Arus
Air pun kian membesar hingga langsung menerjang pemukiman. Misnawati dan keluarga kemudian berusaha menyelamatkan diri.
Belum hilang dari pandanganya, air terus membesar hingga menghanyutkan rumah.
Misnawati mengaku tidak kuasa saat itu untuk menyelamatkan rumah dan barang barang berharga miliknya.
"Air seperti gelombang, seketika menghantam rumah dan perlahan menyeret rumah yang kami tinggali selama ini. Tidak ada harta yang bisa diselamatkan kecuali baju dibadan," katanya.
Melihat derasnya air membuat ia dan warga lainnya takut. Wargapun berupaya menyelamatkan diri dengan berlari ke arah jalan lintas Lahat Kota Pagar Alam.
"Banjir kali ini paling parah. Air begitu deras. Saat ini puluhan rumah warga tidak bisa dihuni karena masih terendam," ujarnya, seraya berharap.
Ia berharap bantuan dari pemerintah apalagi saat ini harta benda milik ia dan anaknya habis disapu banjir.
Setidaknya empat rumah warga di Desa Lubuk Sepang, Kecamatan Pulau Punang, Kabupaten Lahat hanyut disapu banjir bandang.
Empat rumah yang hanyut tersebut milik Sarma, Jimil, Sutas, dan Edi Sofian.
Banjir bandang juga terjadi di Kabupaten Muara Enim.
62 KK rumahnya terendam di Desa Lubuk Nipis, Kecamatan Panang Enim, Kabupaten Muara Enim.
Mereka terancam kelaparan karena hampir seluruh perabotan termasuk perlengkapan dapur hanyut dan terendam banjir.
Baca juga: Kronologi Bocah Berumur 11 Tahun Jadi Korban Banjir Bandang di Lahat