"Sidang kalau tidak hari ini ya besok," ucapnya.
Sewaktu disinggung soal praktik KKN tersebut apakah berbentuk suap atau jenis lainnya, Iqbal masih belum mau membeberkan.
"Masih proses nanti disampaikan selanjutnya," katanya.
Kendati tak merinci hasil sidang, Iqbal menegaskan, ada ancaman dalam sidang tersebut seperti hukuman demosi, penurunan pangkat, hingga terbukti melanggar Kode Etik Profesi Kepolisian (KEPP) hukuman maksimal berupa pemecatan.
Baca juga: 2 ASN dan 5 Polisi Diduga Terlibat KKN Penerimaan Bintara Polri 2022 di Polda Jateng
"Pak Kapolri bertindak tegas dan kita akan melaksanakan betul perintah beliau di daerah," ujarnya.
Pihaknya kini memperketat fungsi satuan-satuan pengawasan sebagai upaya mencegah kejadian tersebut terulang.
Iqbal mengklaim, sebenarnya fungsi-fungsi tersebut sudah berjalan dengan terungkapnya kasus tersebut.
"Kapolda menegaskan tetap mempertahankan dan melaksanakan prinsip Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis (BETAH), dalam rekrutmen polri," katanya.
Cara kerja polisi jadi calo
Kelima anggota polisi tersebut panitia penerimaan anggota Polri.
"Mereka melakukan sendiri-sendiri," kata Iqbal dikutip dari Kompas.com.
Untuk itu, dia membantah jika lima oknum polisi yang terbukti melanggar kode etik kepolisian tersebut bergerak secara terkoordinir.
"Mereka ini karena panitia semua," kata dia.
Baca juga: IPW Minta Kapolri Periksa Kapolda Jateng & Panitia Seleksi Kasus Dugaan KKN Penerimaan Bintara Polri
Iqbal menambahkan, barang bukti yang ditemukan saat dilakukan operasi tangkap tangan atau OTT juga sudah dikembalikan oleh penyidik kepada pemiliknya.