TRIBUNNEWS.COM, LAHAT - Bencana banjir bandang menghantam lebih dari 25 desa di 14 kecamatan Kabupaten Lahat, Kamis (9/3) pagi.
Akibatnya seorang anak berusia 11 tahun, Giga Danuri, meninggal dunia, ratusan rumah terendam, sedikitnya tujuh rumah warga hanyut, dan sawah seluas 40 hektare terancam gagal panen.
Banjir bandang juga merusak fasilitas pendidikan dan fasilitas umum.
Jalan longsor dan jembatan putus telah menutup akses lalu lintas pengendara motor dan mobil.
"Sudah seperti lautan desa kami. Beruntung arusnya tak begitu deras," ujar Febri, warga Mulak Ulu, Kecamatan Lahat Selatan.
Kondisi serupa dialami warga Lubuk Sepang. Saat ini warga dihantui kecemasan akan kembali derasnya aliran sungai.
Apalagi beberapa tahun lalu desa ini mengalami musibah banjir hingga menyebabkan banyak rumah yang rusak.
Sementara seorang bocah bernama Giga Danuri (11) meninggal dunia akibat terseret arus banjir bandang. Giga tercatat sebagai warga Bedeng RD, PJKA Kecamatan Lahat. Kini jenazah Giga sudah berhasil dievakuasi oleh warga.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, M Iqbal Alisyahbana mengatakan, sementara data terhimpun ditemukan satu korban meninggal dunia berinisial GG tenggelam terbawa arus sungai.
"Penyebab meluapnya air Sungai Lematang terjadi sejak hari Rabu 8 Maret pukul 07.00 WIB. Akibat curah hujan tinggi," kata dia.
Tim gabung dari TNI, BPBD dan SAR Kabupetan Lahat masih melakukan pencarian mengantisipasi korban lainnya serta mendata kerugian akibat banjir tersebut.
Baca juga: Curahan Hati Korban Banjir Bandang, Pagi Mencekam di Lahat dan Muara Enim
"BPBD Sumsel membawa bantuan 200 paket dan melakukan kajian cepat," kata Iqbal.
Empat rumah warga di Desa Lubuk Sepang, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat hanyut disapu banjir bandang. Empat rumah tersebut milik Sarma, Jimil, Sutas dan Edi Sofian.
Kepala Desa Lubuk Sepang, Verli Trinurhadi mengungkapkan, di desanya ada 95 kepala keluarga yang terdampak banjir.