TRIBUNNEWS.COM - Banjir yang menerjang Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan dapatkan sorotan dari beberapa pihak.
Satu di antaranya Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel yang mengungkap penyebab banjir bandang.
Banjir bandang yang terjadi Kamis (9/3/2023) disebabkan adanya kerusakan yang kompleks di sisi hulu dan hilir sungai.
Hal tersebut terus berakumulasi hingga menyebabkan banjir.
Yuliusmas selaku Direktur Walhi Sumsel mengatakan, hutan di hulu banyak dibabat untuk aktifitas tertentu.
Lantas di hilir sungai, banyak aktifitas tambang hingga galian tipe C yang tak ada upaya reklamasi pasca digali.
Hal tersebut menyebabkan tanah yang gundul dan tidak dapat menyerap air yang mengalir dalam jumlah yang banyak.
Baca juga: Bersama Masyarakat, Relawan Ganjar Gelar Doa Bersama Untuk Korban Banjir Bandang Lahat
Tak hanya itu, faktor cuaca juga serta siklus banjir besar lima tahunan juga menambah potensi adanya banjir bandang.
"Harus ada tindakan tegas pemerintah dengan membuat moratorium agar perusahaan penambangan dan pembukaan hutan dihentikan sebab jika harus menunggu penanaman hutan akan memakan waktu lama sehingga langkah cepat yang bisa dilakukan dengan menyetop aksi merusak lingkungan tersebut," ujar Yuliusman seperti yang diwartakan TribunSumsel.com.
Tak hanya Walhi, Gubernur Sumsel Herman Deru juga menyinggungsoal rusaknya hutan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS).
Kerusakan hutan di sepanjang Sungai Lematang, Kabupaten Lahat, membuat air meluap saat hujan lebat tiba.
"Kepada warga agar menjaga pohon-pohon disepanjang DAS," ucapnya, Jumat (10/3/2023).
Deru juga meminta Pemerintah Provinsi Sumsel untuk segera merehabilitasi rumah-rumah terdampak banjir.
Baca juga: Berikut Daftar 16 Kecamatan di Kabupaten Lahat yang Terdampak Banjir Bandang
"Saya sudah tinjau. Saya sudah minta tim untuk bergerak membantu di sana. Tindakan yang akan dilakukan Pemprov Sumsel dalam waktu dekat merehabilitasi rumah-rumah yang rusak," kata Deru saat diwawancarai di Griya Agung, Jumat (10/3/2023).
Ia juga mengatakan telah mendata sektor mana saja yang terdampak banjir.
"Alhamdulillah penduduknya selamat. Kalau materi sedang diinventarisir termasuk juga gagal panen untuk sawah," ujarnya.
Deru mengungkapkan solusi agar banjir tak lagi terjadi di masa mendatang.
"Salah satu cara yang dilakukan ke depannya agar tidak terjadi banjir seperti melakukan penghijauan di hulu sungai atau DAS. Kemudian menata pintu airnya untuk pertanian dan untuk kembali ke sungainya jangan asal dibangun," ungkapnya.
Deru pun mengimbau masyarakat untuk selalu waspada karena saat ini cuaca ekstrem sedang berlangsung.
"Hindarilah memarkir kendaraan di bawah pohon besar atau rumah yang tidak kokoh. Tetap selalu waspada dan jaga diri dengan baik," pungkas Deru.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunSumsel.com, Hartati/Yohanes Tri Nugroho)(Sripoku.com, Sudarwan)