Ia juga mengatakan, hujan dapat memicu terjadinya lahar dan ketidakstabilan kubah lava.
Maka, masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat juga diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari Erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.
Tebing barat laut masih terlihat pergerakan, kata dia, berdasarkan data drone, tetapi kondisinya stabil.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tukasnya.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sugeng Mujiyanto meminta masyarakat untuk tidak panik.
Baca juga: Hujan Abu Vulkanik Erupsi Gunung Merapi Berdampak pada 41 Desa di Kabupaten Magelang, Ini Daftarnya
“Apa yang harus dilakukan? Tenang dulu, mempersiapkan diri apabila ada pemberitahuan lebih lanjut. Ini tidak tentu juga, tergantung data yang ada. Kita lihat perkembangannya bagaimana,” terangnya dalam konferensi pers.
Ia juga mewanti-wanti agar masyarakat tidak berkegiatan di kali yang berhulu di Sungai Merapi atau setidaknya 7 km dari puncak.
Jam malam
Relawan dan segenap warga Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang memberlakukan jaga malam atau ronda di tiap dusun mulai Sabtu (11/3/2023) malam tadi.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya erupsi susulan Gunung Merapi pasca memuntahkan awan panas guguran (APG) ke arah barat daya, pada Sabtu (11/3/2023) siang.
"Kemarin kan masih aman, tapi adanya letusan di siang ini, saya sudah berkoordinasi dengan Ketua organisasi pengurangan risiko bencana (OPRB) nanti malam akan diadakan posko penjagaan setiap dusun masing-masing," kata Sambas, relawan Guruh Merapi Desa Krinjing, Sabtu.
Terdapat 9 dusun di Desa yang berjarak 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi ini.
Nantinya, pos jaga malam yang berada di Balai Desa dan di tiap dusun ini akan dilakukan minimal 10 orang dari kalangan pemuda dan masyarakat.