Selanjutnya, terjadi 15 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 3-5 mm, S-P 0.3-0.4 detik dan lama gempa 5.4-8.3 detik.
Baca juga: Erupsi Merapi, Ganjar Pranowo Lakukan Doa Bersama untuk Keselamatan Warga
Prediksi BPPTKG
BPPTKG memprediksi Gunung Merapi masih akan erupsi atau memuntahkan awan panas guguran (APG) untuk beberapa waktu ke depan.
“Data pemantauan (kegempaan) saat ini masih tinggi."
"Gempa vulkanik dalam masih terjadi 60-70 kali per hari."
"Sedangkan, gempa vulkanik dangkal tiga kejadian per hari dan multifase ada 17 kejadian per hari,” kata Agus Budi Santoso, Minggu, masih dari TribunJogja.com.
Baca juga: Pasca Erupsi Merapi, Warga Krinjing Mulai Bersihkan Sisa-sisa Abu Vulkanik
Ia menyampaikan, angka tersebut masih masuk dalam kategori tinggi, bahkan ketika gunung itu tidak erupsi sekalipun.
Pihaknya lalu memprediksi, apabila rentetan awan panas guguran selesai pada hari Minggu, kemungkinan Gunung Merapi masih akan erupsi.
Sebagai informasi, sejak Sabtu hingga Minggu, Gunung Merapi sudah mengeluarkan 54 kali rentetan awan panas guguran.
Pada Sabtu, selama satu hari, Gunung Merapi mengeluarkan 41 kali APG dengan jarak luncur maksimal ke Kali Bebeng dan Kali Krasak.
Pada Minggu hingga pukul 15.30 WIB, ada 13 kali APG yang teramati oleh BPPTKG, dan jarak luncur maksimal 2,5 km ke barat daya.
Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Merapi: 75 Hektar Ladang Terancam Gagal Panen hingga Objek Wisata Ditutup
Di sisi lain, tim Badan Geologi menerbangkan drone pada Minggu pukul 08.00 WIB untuk memvalidasi jarak luncur erupsi.
Hasil foto udara menunjukkan jarak luncur terjauh adalah 3,7 km ke Kali Bebeng.
Jarak luncur ini masih berada di daerah potensi bahaya saat ini, yaitu sejauh 7 km dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng, Krasak, dan Bedog.
Hingga kini, status Gunung Merapi masih Siaga, belum ada peningkatan status.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJogja.com/Bunga Kartikasari)
Berita lain terkait Erupsi Gunung Merapi