Syabda saat Kecil
Syabda merupakan anak kedua dari pasangan Muanis dan Anik.
Kedua orang tuanya berasal dari Sragen, Jawa Tengah.
Nenek Syabda, Mbah Salijo, mengatakan Syabda kerap pulang ke Sragen satu tahun sekali.
"Pulangnya ya kalau libur sekolah, pulang ke rumah neneknya, minimal setahun sekali, kalau ada waktu ya pulang dua pulang sekali," jelasnya.
"Apalagi pas di Djarum Kudus dulu, kalau libur bapaknya langsung meluncur dari Bekasi, terus pulang ke Sragen, kalau tidak ada libur, keluarga dari Sragen yang ke Kudus," tambah Dwi, bibi Syabda.
Darah atlet juga telah mengalir di tubuh Syabda sejak lahir.
"Dari keluarga saya juga tidak ada darah atlet, tapi menang keluarga saya, terutama saya hobinya olahraga, tapi tidak sampai jadi atlet profesional," ujar Muanis kepada TribunSolo.com, Kamis (11/5/2022).
Baca juga: Syabda Perkasa Belawa Meninggal akibat Kecelakaan saat Hendak Ziarah ke Makam Neneknya di Sragen
Sejak Syabda kecil, ia sering ikut ayahnya ketika bermain bulutangkis.
Dari situlah, timbul keinginan Syabda untuk bermain bulutangkis.
"Dia minta ke saya, ya waktu itu saya bilang, adek mau, katanya mau, akhirnya saya carikan klub terdekat dari rumah dan diterima," jelasnya.
Syabda mulai berlatih sejak berusia lima tahun, dan akhirnya berhasil masuk di PB Djarum Kudus sejak 2013.
Lalu pada 2018 lalu, ia masuk ke Pelatnas PBSI.
Syabda juga berhasil meraih medali perak PON Papua.
(Tribunnews.com, Renald/Siti N/Muhammad Barir)(TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari)