Dari hasil penyelidikan dan keterangan pelaku, didapat informasi bahwa ia disuruh oleh seorang petinggi perusahaan JGA.
"Kami akan panggil dari pihak JGA untuk dimintai keterangannya," ungkap Andi Rian.
4. Kasus Pembunuhan Terungkap saat Warga Melihat Fadhil Menyeret Tubuh Ayahnya yang Sudah Tak Bergerak
Fadhil Azhari (25) tega membunuh ayah kandungnya, Oktariman (63) hanya karena yang diberi uang rokok, Kamis (30/3/2023) sekitar pukul 23.15 WIB.
Peristiwa pembunuhan ini terjadi di ruang tamu rumah mereka di Jalan Dagang, Gang Karya, RT 01 RW 01 Dusun IV, Desa Tanah Merah, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar.
Kasus pembunuhan ini terungkap setelah seorang warga, Juang melihat pelaku Fadhil Azhari tengah menyeret tubuh sang ayah ke luar rumah.
Sebelumnya, saksi tersebut sempat mendengar suara ribut-ribut saat dia baru pulang dari masjid.
Saksi kemudian berinisiatif mendatangi lokasi sumber suara yang berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya.
Saat itulah dia melihat Fadhil Azhari, menyeret tubuh ayahnya, Oktariman pada bagian kaki dari dalam rumah.
Oktariman ketika itu tak bergerak.
Juang kemudian meminta tolong kepada warga lainnya.
Meski sempat melarikan diri menggunakan sepeda motor, sang pelaku akhirnya ditangkap warga 2 jam usai kejadian.
Namun, dia berhasil ditemukan di gang kecil tidak jauh dari rumahnya.
"Kami sempat melacak lokasi ponsel milik pelaku berada di Panam. Kemudian karena tidak ketemu, kami kembali ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban," ungkap Kapolsek Siak Hulu, AKP Zainal Abidin.
"Saat kami kembali, di gang kecil tidak jauh dari rumah korban, pelaku berada di belakang mobil kami menggunakan sepeda motor. Langsung kami tangkap pelaku," imbuhnya.
5. Perilaku Aneh Bripda DK Sebelum Akhiri Hidup, Hitung Peluru Besok Senjata Ini Saya Serahkan ke Polda
Bripda DK (21), anggota Ditsamapta Polda Banten ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kelurahan Drangong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Jumat (31/3/2023) pagi.
Saat ditemukan tak bernyawa, terdapat senjata api laras panjang jenis SS1 V2 di dekat tubuh jasad Bripda DK.
Bripda DK diketahui baru 1,3 tahun menjadi anggota Polri.
Hingga saat ini belum diketahui motif Bripda DK nekat mengakhiri hidupnya dengan senjata api yang merupakan inventarisir Polda Banten itu.
Namun perilaku aneh ditunjukkan Bripda DK sebelum kematiannya.
Bripda DK disebut sempat menghitung jumlah peluru bersama ibundanya.
Dia menyebut pistol inventaris yang dipegangnya akan diserahkan ke Polda Banten keesokan harinya.
Selain itu Bripda DK juga mengeluh kepada ibunya dan berharap dapat dimutasi ke Tangerang.
Informasi ini disampaikan Wulan, tetangga korban.
Dikutip dari Tribun Banten, Wulan mengatakan, pada Kamis (30/3/2023) atau sehari sebelum tewas, Bripda DK baru selesai dinas luar di PLTU Suralaya, Kota Cilegon.
DK mengeluh kepada ibunya dan ingin agar dirinya dimutasi ke Tangerang.
Menurut Wulan, ibu korban sempat bercerita bahwa anaknya ingin mutasi ke Tangerang sambil kuliah di sana.
"Pada Kamis malam, ibu dan almarhum sempat menghitung peluru, korban sempat berkata ini (senjata api-red) besok mau diserahkan ke Polda," kata Wulan di kediaman duka.
(Tribunnews.com)