Menurut keterangan Mbah Slamet, ritual itu dilakukan selama satu jam.
Korban diajak ke lokasi ritual dengan menggunakan kendaraan miliknya.
Hal ini bertujuan untuk menghilangkan jejak kejahatan yang dilakukan Mbah Slamet.
"Ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja," ungkapnya, melansir TribunJateng.com.
"Jadi (korban) ke tempat saya naik bus. Kalau bawa kendaraan tidak berani, nanti bisa ketahuan," jelasnya.
Untuk menghabisi nyawa korban, Mbah Slamet memberi minuman yang telah dicampur dengan obat penenang dan potasium.
"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," terangnya.
Setelah korban dipastikan tewas, Mbah Slamet menggali lobang untuk mengubur jasad korban.
Hingga Rabu (5/4/2023) siang, total ada 12 jasad korban pembunuhan oleh Mbah Slamet yang ditemukan terkubur.
Dua jasad terakhir ditemukan pada penggalian yang dilakukan hari Selasa (4/4/2023).
Baca juga: Update Kasus Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Polisi Temukan Tiga Wanita Jadi Korban
Adapun dua jasad yang ditemukan itu merupakan pasangan suami istri.
Sebelumnya pada Senin (3/4/2023), petugas telah menemukan 10 jasad yang terkubur di kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa.
Kasus pembunuhan sadis yang dilakukan Mbah Slamet ini terungkap dari penemuan jasad PO (53), warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Permata Putra Sejati/Rahdyan Trijoko Pamungkas)