News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dukun Sadis di Banjarnegara

Pengakuan Rani yang Orang Tuanya Jadi Korban Mbah Slamet, Sempat Kesulitan Hubungi Ayah dan Ibunya

Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rani Dwi Ulandari (kiri), petugas mengevakuasi korban (tengah), dan Mbah Slamet (kanan). Berikut pengakuan anak pasutri yang menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet asal Lampung.

TRIBUNNEWS.COM - Suami istri asal Lampung menjadi korban pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, Tohari (45) alias Mbah Slamet.

Kedua korban pembunuhan Mbah Slamet itu yakni Irsad dan Wahyu Tri Ningsih.

Selain itu, pasutri bernama Suheri dan Riani asal Lampung juga menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, menjelaskan polisi telah mengidentifikasi ternyata bukan hanya sepasang suami istri yang menjadi korban Mbah Slamet.

"Kedua korban baru ini berdasarkan identifikasi yang dilakukan polisi bahwa ada dua orang lagi menjadi korban dukun Mbah Slamet," ujarnya, Rabu (5/4/2023), dilansir TribunLampung.co.id.

Menurutnya, dua korban tambahan tersebut merupakan suami istri dari kecamatan yang sama dengan dua korban sebelumnya.

Suheri dan Riani disebut telah berteman sejak lama dengan Irsad dan Wahyu Tri Ningsih.

Pengakuan Anak Korban

Anak dari Suheri dan Riani, Rani Dwi Ulandari, mengaku orang tuanya hendak pulang ke Pesawaran, Lampung, sebelum hilang kontak.

Rani terakhir berkomunikasi dengan orang tuanya pada 8 September 2021 lalu.

Sang ayah saat itu mengabarkan sebentar lagi akan pulang ke Pesawaran.

“Dia bilang sudah mau pulang dari lokasi daerah sana,” ungkapnya, Rabu (5/4/2023), dikutip dari TribunLampung.co.id.

Ia mengungkapkan, saat itu sang ayah mengaku hendak bekerja mengerjakan sebuah proyek pembangunan rumah di Pulau Jawa.

Baca juga: 2 Pasutri Lampung Jadi Korban Pembunuhan Mbah Slamet, Keluarga Korban akan Jalani Tes Antemortem

Rani juga teringat saat dirinya bertanya mengenai kapan orang tuanya akan kembali ke rumah.

“Namun, hanya bilang nanti dan sebentar lagi. Beberapa hari lagi."

“Terakhir ayah itu telepon enggak keangkat pukul 17.30 pada 8 September 2021 sebelum lost contact, dan setelah ditelepon balik sudah tidak aktif,” ucapnya.

Rani pun pernah mencoba untuk menghubungi sang ibu.

Namun hasilnya sama, sang ibu juga tidak bisa dihubungi.

“Pernah menelepon HP dan nomor WA, bahkan sudah minta tolong teman dan saudaranya,” papar dia.

Baca juga: Kehidupan Mbah Slamet, Miliki Rumah Mewah 2 Lantai dan Bekerja sebagai Dukun Pengganda Uang

(Kiri) Rani Dwi Ulandari, keluarga korban saat menceritakan ayah dan ibunya yang jadi korban Mbah Slamet dan (Kanan) Mbah Slamet, dukun pengganda uang yang tega bunuh para pasiennya di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Tribunlampung.co.id/Istimewa KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN)

Kaget Orang Tua Jadi Korban Mbah Slamet

Masih dari TribunLampung.co.id, Rani mengaku mengetahui kabar orang tuanya meninggal saat menonton video di media sosial TikTok.

“Saat itu ada yang kasih tahu video TikTok,” ungkapnya, Rabu.

Rani kaget mengetahui bahwa lokasi tersebut sama saat video call dengan orang tuanya kala masih hidup.

“Dan rumahnya sama dengan viralnya video TikTok dan video call dengan dirinya,” ujar dia.

Rani kemudian meminta pamannya untuk mencari informasi lebih lanjut terkait kebenarannya.

“Dan dicari tahu ke polisi yang ada di sana,” jelasnya.

Baca juga: Polisi Kawal Keluarga Korban Pembunuhan Mbah Slamet dari Lampung ke Banjarnegara

6 Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang

Pihak kepolisian berhasil mengidentifikasi 6 dari 12 korban pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet.

Empat dari 6 korban yang telah diidentifikasi tersebut merupakan warga Pesawaran, Lampung.

Identitas 6 dari 12 korban pembunuhan telah terungkap setelah ada laporan dari sejumlah warga yang mengaku kehilangan anggota keluarganya.

Diberitakan TribunLampung.co.id, berikut korban pembunuhan Mbah Slamet yang telah diketahui identitasnya:

1. Paryanto warga Sukabumi;

2. Mulyadi warga Palembang;

3. Irsad warga Lampung;

4. Wahyu Tri Ningsih warga Lampung (istri Irsad);

5. Suheri warga Lampung;

6. Riani warga Lampung (istri Suheri).

Petugas mengevakuasi korban pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet. Suami istri asal Lampung menjadi korban pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, Tohari (45) alias Mbah Slamet. (Tribun Muria)

Jasad para korban ditemukan dalam keadaan terkubur di dalam hutan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Polisi mengalami kendala dalam identifikasi karena jasad para korban sudah menjadi tulang dan tengkorak.

Selain itu, pelaku tidak dapat mengingat identitas para korban.

Setelah melakukan aksi pembunuhan, pelaku sengaja membakar kartu identitas korban untuk menutupi kasus ini.

Baca juga: Beredar Pesan dan Voice Note Korban Mbah Slamet sebelum Meninggal, Minta Anak Datang Bersama Aparat

Diketahui, Polres Banjarnegara telah menangkap Mbah Slamet dan asistennya, BS (32).

Setelah aksinya terbongkar, keduanya kini ditahan.

Mbah Slamet sudah menjalankan praktik dukun pengganda uang sekitar 5 tahun.

Ia mengiming-imingi para korban dengan keuntungan besar jika menggandakan uang di tempatnya.

Agar para korban percaya, Mbah Slamet sempat memberikan uang pada korbannya senilai Rp 11 juta sebagai hasil penggandaan.

Korban dijanjikan misalnya setor uang Rp 40 juta hingga Rp 70 juta akan digandakan menjadi Rp 5 miliar.

Namun, bukannya menepati janji, para korban malah dibunuh secara keji.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunLampung.co.id/Bayu Saputra/Oky Indra Jaya)

Berita lain terkait Dukun Sadis di Banjarnegara

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini