TRIBUNNEWS.COM - Inilah fakta terbaru soal kasus Mbah Slamet Tohari, dukun pengganda uang yang juga bunuh korbannya.
Ada belasan korban yang dibunuh dukun asal Banjarnegara, Jawa Tengah ini.
Di antaranya pasangan suami istri (pasutri) yang berasal dari Lampung.
Keduanya bernama Suheri dan Riani.
Keduanya merupakan warga Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Ternyata, pihak keluarga telah kehilangan kontak dengan Suheri dan Riani sejak 2021.
Mengutip Tribun Pesawaran, anak bungsu korban mengatakan bahwa orang tuanya hendak pulang ke rumah sebelum hilang kontak.
Baca juga: Jenazah Pasutri Korban Mbah Slamet Tiba di Rumah Duka Pesawaran Lampung, akan Dimakamkan Pagi Ini
Rani, anak korban mengungkapkan, mereka terakhir berkomunikasi pada 8 September 2021.
"Dia bilang sudah mau pulang dari lokasi daerah sana," ucap Rani.
Saat orang tuanya akan berangkat ke Jawa, korban mengaku akan bekerja.
"Saat itu ayah pamit hendak bekerja, karena ayah merupakan bekerja sebagai pemborong," ucap Rani.
Kala itu, ayah Rani pamit ke Tulungagung.
"Tetapi saat itu ayah bilang daerahnya bukan di Semarang tapi di Tulungagung," jawab Rani.
Rani pun sering menanyakan, kapan orang tuanya pulang.
"Namun, hanya bilang nanti dan sebentar lagi,"
"Beberapa hari lagi,"
"Terakhir ayah itu nelpon ga ke angkat pukul 17.30 pada 8 September 2021 sebelum lost kontak, dan setelah ditelpon balik sudah tidak aktif," kenangnya.
Baca juga: Keluarga Pasutri Irsad & Wahyu dari Lampung Tiba di Mapolres Banjarnegara Jalani Tes Ante Mortem
Rani juga mencoba menghubungi ibunya, namun juga tak ada balasan.
"Pernah menelpon hape dan nomor WA, bahkan sudah minta tolong teman dan saudaranya (pakde)," ujar dia.
Hingga pada akhirnya, ia dikabari bahwa orang tuanya meninggal karena menjadi korban pembunuhan oleh Slamet, dukun yang mengaku bisa menggandakan uang.
Baca juga: Keluarga Pasutri Irsad & Wahyu dari Lampung Tiba di Mapolres Banjarnegara Jalani Tes Ante Mortem
Diketahui hingga kini, sudah ada empat jasad korban dari Mbah Slamet Tohari yang berhasil diidentifikasi yakni:
1. Paryanto (53) warga Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
2. Irsad (43) warga Desa Tanjung Rejo Rt. 1/IV Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung
3. Wahyu Triningsih (40) warga Desa Tanjung Rejo Rt. 1/IV Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung
4. Mulyadi Pratama (46) warga Desa Siring Agung Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
(Tribunnews.com, Renald)(Tribunpesawaran.com, Oky Indra Jaya)