Theresia Dewi kemudian berpamitan kepada Claudy akan pergi ke Banjarnegara ditemani Okta Ali Abrianto.
"Kemudian mereka (kedua korban) berpamitan ke Claudy, pamit pergi ke Banjarnegara katanya mau ambil dana (uang)."
"Mereka berangkat ke Banjarnegara naik mobilnya Honda Mobilio," ungkapnya, Sabtu (8/4/2023) dikutip dari TribunJogja.com.
Sejak saat itu, pihak keluarga mengaku kehilangan kontak ibu dan anak itu.
Setelah kasus penemuan 12 jasad korban pembunuhan Mbah Slamet, pihak keluarga menduga Theresia Dewi dan Okta Ali Abrianto menjadi korban.
Yusuf Edi Gunawan merasa yakin karena terdapat sejumlah barang yang ditemukan di liang lahad korban seperti jam tangan, jaket, dan kunci mobil.
Baca juga: Tiba di Pesawaran, Jenazah Suami-Istri Korban Penipuan Mbah Slamet Disambut Shalawat
"Barang buktinya itu sudah identik, saya lihat jam tangan adik saya itu. Jaket Pemuda Pancasila, ada label nama yang tertulis nama Okta."
"Lalu, kunci mobil yang masih ada di dalam saku celana. Untuk mobilnya sampai sekarang belum diketahui, masih dalam penyelidikan," sambungnya.
Ia mengaku telah melakukan tes DNA untuk dicocokkan dengan jasad Theresia Dewi.
Sedangkan jasad Okta Ali Abrianto dicocokkan DNA dengan ayah kandung korban.
"Saya ke sana diambil sampel DNA-nya. Sedangkan untuk Okta, Bapaknya (suami pertama Theresia Dewi) sudah diambil tes DNA nya juga, kemarin Sabtu," tandasnya.
Menurut Yusuf, adiknya yang bekerja sebagai kontraktor sempat mengalami masalah keuangan karena tidak memiliki suami.
"Memang sempat kesulitan keuangan, apalagi korban ini sudah sendiri. Korban menikah dua kali, namun keduanya sudah bercerai."
"Saya juga tidak mengetahui dan kenal dengan dukun pengganda uang itu," pungkasnya.
Baca juga: Ciri-ciri 8 Jasad Korban Mbah Slamet yang Belum Teridentifikasi, 4 di Antaranya Perempuan