Dikutip dari Serambinews.com, ketika ditemui, Bang Man mengaku hanya menjalani habluminannas (hubungan baik dengan manusia) dan kesembuhan pasien adalah habluminallah (hubungan yang baik dengan Allah).
"Intinya melakukan upaya mengurut sesuai kemampuan, sedangkan yang menyembuhkan hanya Allah," ujarnya singkat.
Sejak ia berumur 13 tahun, Bang Man sudah mendampingi hingga membantu orang tuanya untuk mengurut warga terkilir dan sejenisnya.
Kemudian setelah orang tuanya meninggal dunia beberapa tahun lalu, pekerjaan tersebut dilanjutkan olehnya.
Bang Man, setiap hari melayani warga yang datang ke rumahnya untuk diminta bantu urut dan dia melakukan semampunya.
Tak Ada Obat dan Tak Ada Penginapan untuk Pasien
Dalam mengobati pasien, Bang Man tidak menggunakan obat apapun dan tidak ada penginapan untuk pasien.
"Pasien datang ke rumah, ditanyakan kenapa sakit, kemudian diurut, Salman tidak menyediakan obat, obatnya banyak di apotek atau rumah sakit," ujar keluarga dekat Salman.
Dalam melakukan pengobatannya, Bang Man tidak memerlukan tempat khusus di kompleks rumah.
Jadi, pasien datang dan ada waktu mengurut, maka ia sambil keliling langsung mengurut.
"Misalnya, anak dalam gendongan ibunya, sambil berbicara langsung diurut," ujar keluarga dekat.
Tidak Ada Patokan Haega
Pekerjaan yang dilakukan oleh Bang Man untuk melakukan pengobatan tersebut tidak ada aturan dan tidak ada patokan harga.
Ia menjalankan pesan orang tua dulu, bila tidak mungkin diurut, maka jangan diurut.
Dalam mengurut, kata Bang Man, semua saling menjaga.