TRIBUNNEWS.COM - Polisi telah menangkap pelaku pembunuhan seorang janda di Desa Gubug, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah.
Kasus pembunuhan terjadi pada Rabu (5/4/2023) dan jasad korban ditemukan oleh kakak iparnya pada Kamis (6/4/2023).
Setelah melakukan penyelidikan, Polres Boyolali menetapkan keponakan korban yang bernama Nuryanto (42) sebagai tersangka.
Kasat Reskrim AKP Donna Briadi mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi mengatakan motif pelaku melakukan pembunuhan karena ingin menguasai harta korban.
“Niatnya adalah membunuh untuk menguasai harta korban,” paparnya, Rabu (12/4/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
Baca juga: Polda Jateng Sudah Periksa 11 Saksi Kasus Pembunuhan di Banjarnegara Berkedok Dukun Pengganda Uang
Awalnya pelaku mendatangi korban dengan niat ingin meminjam uang tapi ditolak.
Pelaku sudah merencanakan pembunuhan terhadap korban, Jumiyem (64) dengan menggunakan pisau dan linggis.
Namun, melihat korban yang masih bernafas pelaku memukulkan tabung gas ke kepala korban yang mengakibatkan korban meninggal.
Dari rumah korban, pelaku berhasil membawa kabur surat perhiasan, gelang seberat 50 gram, dan kalung milik korban.
Nuryanto kemudian melarikan diri ke Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dan menyerahkan perhiasan emas ke istri sirinya.
Korban Dikenal Suka Memakai Perhiasan
Sementara itu, tetangga korban, Suwarmi (41) menjelaskan korban bekerja sebagai penjual bubur setiap paginya.
"Setiap hari jualan bubur. Ramai yang beli bukan hanya warga sini, dari daerah lain juga banyak," terangnya.
Baca juga: Daftar 4 Korban Pembunuhan Mbah Slamet yang Telah Teridentifikasi, 8 Orang Lainnya Masih Misteri
Hasil penjualan bubur tersebut sering digunakan korban untuk membeli perhiasan.
Korban juga dikenal sering menggunakan perhiasan ketika berpergian.
"Setiap hari suka memakai perhiasan. Gelang, kalung, cincinnya besar-besar. Katanya itu semua perhiasannya itu totalnya satu ons," bebernya.
Kronologi Penemuan Korban
Kakak ipar korban, Suyati (71), menemukan jasad korban pertama kali di dapur rumah dalam keadaan penuh luka.
Suyati yang tinggal tidak jauh dengan rumah korban curiga karena korban tidak kunjung membuka warungnya ketika pagi hari.
Baca juga: Jalani Rekonstruksi, Pelaku Mutilasi di Sleman Peragakan 64 Adegan di 8 Lokasi
Menurut Suyati, setiap pukul 06.00 WIB korban sudah membuka warungnya.
Ia tiba di rumah korban pukul 06.30 WIB dan pergi ke belakang rumah untuk memanggil korban.
Namun, korban sudah meninggal dalam posisi tengkurap.
"Tadi mau beli gula pasir, dia kan jualan di depan. Enggak ada di depan, jadi ke belakang buat membayar. Biasanya memang kalau enggak ada di depan, ya di belakang," terangnya.
Merasa kaget, Suyati berteriak dan membuat para warga berdatangan ke rumah korban.
Suyati kemudian melaporkan kasus ini ke kakak kandung korban yang merupakan suaminya.
"Saya sebelumnya juga tak mendengar ada cekcok atau apa," jelasnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Tri Widodo)