Warga sering berjumpa dengan Sambada ketika hendak menjual kopi hasil panennya atau membeli kebutuhan sehari-hari.
"Yang kita tau dia petani kopi biasa, sebab perangainya sederhana dan kepada warga setempat membaur," ujar Supar yang juga berprofesi sebagai petani.
Supar mengaku dirinya kerap berjumpa dengan Sambada di kebun dan tegur sapa seperti biasa.
Selain di kebun, dalam kegiatan sosial seperti perbaikan jalan secara swadaya, dan gotong royong masyarakat, Sambada ikut dan turut membantu.
"Kami tahu dia adalah terduga teroris ya waktu dia dievakuasi dalam keadaan tewas dibawa turun dari kebun Register," katanya.
Namun, kata dia, warga juga sempat jumpai ada sejumlah kendaraan mobil sering datang dan bertamu ke Kampung Sendang Baru.
Hingga Selasa (11/4/2023), terlihat ramai mobil berdatangan berangkat memasuki kebun register.
"Sekitar ada 30 sampai 40 orang (densus 88) yang berangkat, turun membawa seorang jenazah yang ternyata adalah Sambada," katanya.
Penjelasan Saksi Mata
Kepala Kampung Sendang Baru M Basarudin memastikan bahwa TKP penangkapan terduga teroris berada di wilayah Kabupaten Pesawaran.
Dia ikut dalam penggerebekan terduga terorisĀ pada Rabu (12/4/2023).
Operasi penangkapan dilakukan dengan berjalan kaki menyisir KHL register 22 Way Waya.
Basarudin mengatakan, kronologis penangkapan pertama dimulai pada pagi hari sekitar pukul 05.35 WIB, dengan sasaran tangkap Sambada, di KHL Register 22 Wilayah Way Kiri, Pringsewu.
"Dalam penangkapan Sambada terjadi baku tembak, namun jajaran Densus 88 berjumlah 20 orang menembak mati Sambada," katanya kepada Tribunlampung.co.id.