Menurut Willem, baru kali ini terjadi penembakan terhadap pesawat oleh KKB di Kabupaten Puncak hingga membuat masyarakat terancam kehilangan sumber pasokan bahan makanan.
"Ke depan jangan ada lagi penembakan pesawat, karena kalau pesawat tidak mau masuk lagi ke Beoga, pemerintah dan masyarakat akan jadi pusing," katanya.
Pilot Asli Beoga
Sementara itu, Direktur Utama SAM Air, H Wagus Hidayat bersyukur bisa kembali melayani masyarakat di pelosok Papua Tengah itu.
Terlebih, SAM Air yang dia pimpin dipercaya melakukan penerbangan awal dari Timika ke Distrik Beoga.
Bahkan, penerbangan perdana SAM Air PK-SMW dipiloti putra asli Beoga, Capt Yosep Mayau, didampingi instruktur Hari Permadi.
Wagus mengakui bila selama ini masyarakat di wilayah pegunungan Papua sangat tergantung pada layanan transportasi udara.
Untuk itu, ia berharap tidak ada lagi aksi penembakan terhadap pesawat.
"Pesawat yang terbang ke Beoga dipiloti oleh seorang putra asli daerah Beoga, Yosep Alberthinus Mayau yang dulunya sekolah pilot dibiayai langsung oleh Pemerintah Kabupaten Puncak," kata Wagus.
Hal itu membuat dirinya bangga, lantaran pilot asli Beoga tersebut mampu melayani masyarakat di daerahnya.
"Kami berharap pemerintah Papua bisa menciptakan penerbang handal yang bisa melayani daerahnya sendiri," ujarnya.
KKB Berondong Asian One
Sebelumnya, KKB memberondong pesawat Asian One jenis caravan dengan kode penerbangan PK LTF yang hendak mendarat di Bandara Beoga.
Informasi dihimpun Tribun-Papua.com, pesawat itu dikendalikan pilot Kapten Jonathan.