"Tujuan program BAAS ini meningkatkan gizi anak yang mempunyai masalah dalam tumbuh kembang," kata Dedy.
Selain itu, kata dia, penanganan stunting di Kota Bengkulu juga dilakukan melalui penanganan lintas sektor, di antaranya penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan peningkatan gizi serta pemberian makanan tambahan yang bekerjasama dengan Baznas.
Ma'ruf mengapresiasi penurunan stunting di Kota Bengkulu dan meminta agar terus meningkatkan perhatiannya secara khusus dalam penanganan stunting.
Penanganan tersebut di antaranya melakukan Imunisasi, KB Modern, PAUD, ASI Ekslusif, MP-ASI, akses air minum aman melalui pendampingan intensif oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) pada keluarga berisiko stunting.
Ma'ruf juga meminta agar koordinasi antar kader/pendamping lapangan (TPK, KPM, Kader Posyandu, Pendamping PKH, dan lainnnya) terus ditingkatkan.
Selain itu, ia juga berharap agar konsumsi protein hewani bagi ibu hamil dan balita diperhatikan serta terus memperbaiki kualitas data khususnya perbaikan kualitas data dan pemanfaatan SPBE sebagai alat monitoring dan evaluasi.
Kepala Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu, Tita Rovika, SKM, menyampaikan penjelasannya terkait dengan penanganan stunting di Posyandu Rukun.
"Posyandu di sini melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil, bayi yang baru lahir sampai balita, dan pemberian ASI Eksklusif, serta pemberian makanan tambahan (PMT), baik yang bersifat nasional maupun lokal," kata Tita.