TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru dari kasus penganiayaan perawat di RSUD Kendari, Sulawesi Tenggara.
Pihak kepolisian hingga kini masih belum memanggil pelaku pemukulan.
Meski begitu, Polresta Kendari telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap terduga pelaku pemukulan.
Kapolresta Kendari, Kombes Muh Eka Fathurrahman mengatakan, pihaknya belum bisa mengambil keterangan karena masih dalam kondisi berduka.
"Hambatannya terduga pelaku dan saudaranya (saksi) saat ini masih berduka setelah ibunya meninggal dunia di RSUD Kendari," ujar Eka, dikutip dari TribunnewsSultra.com.
Meski belum memanggil pelaku, pihak kepolisian telah memeriksa tiga saksi.
Baca juga: Perawat Dipukul Keluarga Pasien, Polisi Periksa Saksi hingga Keterangan dari Dokter
"Untuk saksi yang sudah diperiksa penyidik sebanyak tiga orang termasuk saksi korban," jelas Kapolresta Kendari.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap pelaku, nantinya pihak kepolisian akan melanjutkan ke gelar perkara.
"Jadi setelah melakukan pemeriksaan terduga pelaku, akan dilanjutkan gelar perkara untuk melihat unsur pidana dalam kasus tersebut," pungkasnya.
Diketahui tindak penganiayaan tersebut terjadi pada Rabu (24/5/2023) sekitar pukul 23.00 Wita.
Mengutip TribunnewsSultra, penganiayaan bermula ketika seorang pasien datang ke RSUD Kendari dalam kondisi kritis.
Pasien tersebut pun dirawat di ruang IGD dengan gejala gagal napas.
Kondisi pasien diketahui terus menurun, dan pihak rumah sakit meminta kepada keluarga pasien agar pasien dirawat intensif.
"Bahkan beberapa jam saat pasien berada diruang ICU, pasien mengalami henti jantung dan henti napas," ujar dokter Rumah Sakit RSUD Kendari, Faisal.