Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X angkat bicara soal peristiwa kerusuhan tersebut.
Raja Keraton Yogyakarta ini meminta masyarakat mengedepankan semangat bebrayan paseduluran dalam menyikapi permasalahan tersebut.
Masyarakat juga diminta untuk tidak mudah terprovokasi terhadap berbagai isu liar.
Menurutnnya, kabar bohong atau hoax itu akan memperparah konflik yang terjadi.
"Di situasi panas seperti saat ini, marilah selalu mengedepankan laku sareh, sabar, dan mawas diri, dengan mengedepankan semangat bebrayan paseduluran," ujar Sri Sultan Senin (5/6/2023), dikutip dari TribunJogja.com.
Sri Sultan berharap masyarakat dapat mengawal proses perdamaian yang sudah disampaikan kedua belah pihak.
Untuk mencegah terjadinya kerusuhan, Pemda DIY dan Polda DIY siap menjadi fasilitator bagi kelompok yang terlibat konflik.
Hal ini agar permasalahan dapat tuntas melalui jalur mufakat dan kekeluargaan.
"Kepada warga masyarakat DIY maupun warga luar DIY, diharapkan dapat turut mengawal proses menuju perdamaian," ungkap Sri Sultan.
Lebih lanjut, Sri Sultan berhara semua pihak mempercayakan penyelesaian dan resolusi konflik kepada pihak berwajib.
"Mari bersama-sama meresapi makna crah agawe bubrah, rukun agawe santosa demi kemaslahatan bersama, dengan menahan diri dari berbagai goda hasutan dan provokasi," ujarnya.
Kronologi
Dikutip dari TribunJogja.com, bentrokan antara PSHT dan Brajamusti berawal pada Minggu (28/5/2023), di Parangtritis, Kalurahan Kretek, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul.
Ketika itu terjadi keributan hingga berujung anggota PSHT terluka.