News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Balita di Samarinda akan Direhabilitasi usai Minum Air Putih Bercampur Sabu, Dua Tetangga Diamankan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kiri) Ibu korban dan (Kanan) Ilustrasi balita di Samarinda positif mengandung Metamfetamina, zat yang ada di dalam sabu-sabu, setelah diberi minum tetangganya. Korban akan dirahabilitasi dan mendapat pendampingan psikologi.

TRIBUNNEWS.COM - Kondisi balita di Samarinda Utara, Kalimantan Timur berinisial N semakin membaik usai meminum air putih yang bercampur sabu pada Kamis (8/6/2023).

Balita berusia tiga tahun tersebut telah mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli mengatakan, jajarannya besarta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2A) Samarinda telah mengunjungi balita N.

Ia menjelaskan N akan segera direhabilitasi ke Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah Kota Samarinda guna asesmen.

Baca juga: Pengakuan Ibu dari Balita yang Positif Narkoba, Tak Curiga saat Anaknya Diberi Air Minum Tetangga

Sementara tetangga korban yang berinisial TR (50) telah ditetapkan sebagai tersangka karena memberikan air minum bercampur sabu kepada korban.

"Sudah dipastikan bahwa air yang diberikan pelaku kepada balita itu mengandung sabu," ungkapnya, Senin (12/6/2023), dikutip dari TribunKaltim.com.

Orang yang tinggal bersama TR berinisial R juga diamankan karena mengkonsumsi sabu.

Namun R tidak terlibat dalam kasus pemberian air putih bercampur sabu ke korban.

"Jadi TR diamankan Satreskrim terkait perlindungan anak dan R diamankan Satresnarkoba karena terbukti menggunakan narkotika jenis sabu saat TR ini diamankan," tuturnya.

Menurutnya kasus ini masih dalam proses penyelidikan dan polisi akan mendalami peran dari keduanya.

"Kami masih melakukan pendalaman apakah TR dan R hanya pengguna atau terlibat jaringan peredaran narkoba," bebernya.

Kabid Perlindungan Khsus Anak DP2A Samarinda, Syahidin Ahmad mengungkapkan korban akan mendapat pendampingan psikologi.

Baca juga: Kondisi Balita di Samarinda yang Sempat Minum Air Bercampur Narkoba Jadi Agresif dan Pemarah

Ibu korban juga akan mendapatkan pendampingan psikis untuk menguatkan mentalnya.

"Karena biasa anaknya korban, ibunya ikut stress. Jadi sepaket yah pendampingannya."

"Tapi tunggu anak ini pulih dulu. Cuma yang pasti sudah kita jadwalkan," ujarnya.

Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kaltim saat menunjukan hasil tes urine dari bocah tiga tahun yang diduga dicekoki air bercampur sabu, Jumat (9/6/2023) lalu. (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

Kata Ibu Korban

Diketahui, balita berusia tiga tahun berinisial N telah menjalani tes urine dan dinyatakan positif mengkonsumsi narkoba jenis sabu.

Setelah meminum air putih dari rumah tersangka, korban menjadi tak mau tidur dan makan selama dua hari.

Selain itu korban juga terus mengoceh sendiri, merobek-robek tisu, dan hiperaktif sepanjang hari.

Baca juga: 6 Fakta Balita Diberi Minum Air Sabu: Terus Mengoceh, Tak Mau Makan dan Minum, 3 Orang Diamankan

Korban kemudian dirawat di rumah sakit dan sempat tidur selama tiga jam.

Tapi setelah bangun tidur, korban kembali hiperaktif lagi.

Ibu korban, Meli mengatakan saat ini anaknya sudah bisa makan, minum dan tidur.

Namun emosi anaknya menjadi tidak terkontrol setelah meminum air putih bercampur narkoba.

Selama menjalani perawatan korban sempat demam.

"Kekhawatirannya karena efek jangka panjangnya, masih kecil banget udah ngerasain hal seperti itu untuk ke depannya semoga dapat jalan keluar kondisi anak saya sekarang ini untuk pemulihan dan penyembuhannya."

"Anak lebih baik di dalam rumah aja, jaman sekarang itu susah mempercayai orang walaupun orang itu kita kenal baik," bebernya, Senin (12/6/2023), dikutip dari TribunKaltim.com.

Meli mengasuh anaknya seorang diri karena sudah berpisah dengan sang suami.

Baca juga: Fakta Balita Positif Narkoba usai Diberi Minum Tetangga: Kondisi Terkini hingga Pengakuan Pelaku

Ia merupakan warga Balikpapan yang merantau ke Samarinda untuk bekerja.

Hubungannya dengan tersangka yakni rekan kerja di sebuah warung makan.

Efek Penggunaan Sabu

Sementara itu, Sub Koordinator Rehabilitasi BNNK Balikpapan, dr. Henny Damayanti menjelaskan efek penggunaan sabu dapat membuat kerja otak dan aktivitas tubuh meningkat.

Sabu juga mengakibatkan tubuh menjadi sangat aktif dan mudah berkeringat.

"Penggunaan narkoba jenis apapun dapat mempengaruhi otak dan saraf pusat, serta berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan pada tubuh," ujarnya.

Menurutnya kasus yang dialami balita di Samarinda Utara dapat berdampak terhadap fisik, psikis, maupun interaksi sosial korban.

Dari kasus ini, dr. Henny Damayanti meminta orang tua melakukan pengawasan ketat kepada anak-anaknya dan mempelajari bahaya penggunaan narkoba.

Baca juga: Botol yang Diberikan ke Balita di Samarinda hingga Positif Sabu Diduga Bekas Bong

"Memperhatikan lingkungan dan kondisi sosial lainnya juga mengurangi faktor risiko terjadinya penyalahgunaan narkoba di dalam keluarga," imbuhnya.

Ketua Tim TRC PPA Kaltim, Rina Zainun mengaku ingin segera bertemu dengan ibu korban setelah membaca postingannya di media sosial.

Berdasarkan keterangan ibu korban, ia dan balitanya datang ke rumah tetangganya pada Selasa (6/6/2023) sore, untuk bercengkerama.

Selang beberapa menit kemudian, korban meminta minum.

Lantaran jarak rumah yang cukup jauh, ibu korban meminta minum ke tetangganya berinisial TR.

"Tetangganya itu memberikan minuman dalam botol yang tersisa setengah. Diminum si anak sampai habis," jelas Rina.

Ibu korban dan balita pulang ke rumah sekitar maghrib dan malam harinya korban tak bisa tidur hingga tengah malam.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunKaltim.com/Rita Lavenia/Briandena Silvania Sestiani) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini