TRIBUNNEWS.COM - Balita berinisial N (3) di Samarinda, Kalimantan Timur, yang positif narkoba setelah diberi minuman oleh tetangganya, akan direhabilitasi.
Bocah berusia tiga tahun itu akan direhabilitasi di balai rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Timur.
Adapun tujuan rehabilitasi untuk memulihkan kondisi kesehatan dan psikologis anak tersebut.
Korban bersama sang ibu, Meli (32), akan menjalani perawatan khusus.
Kendati demikian, Kepala Badan Rehabilitasi BNN Tanah Merah, Sutarso, belum bisa memastikan terapi apa yang akan diberikan kepada N.
Termasuk, berapa lama masa rehabilitasinya.
Baca juga: Balita di Samarinda Positif Narkoba, Botol Minum yang Diberi ke Korban Bekas Bong untuk Isap Sabu
"Belum bisa dipastikan berapa lama proses rehabilitasi dan juga terapi apa saja yang akan diberikan kepada korban dan sang ibu."
"Ini bersifat khusus karena usianya masih balita, jadi pendekatan khusus. Kita belum melakukan rencana terapi metodenya, karena tadi baru dilakukan tahap observasi," ungkap Sutarso dikutip dari Kompas TV, Selasa (13/6/2023).
Setelah dilakukan observasi terhadap N, pihaknya akan memberikan terapi menyesuaikan kondisi korban.
Mengutip TribunKaltim.co, sebelumnya N sempat dirawat di rumah sakit.
Diungkapkan Meli, N sudah bisa makan, minum, dan tidur, meskipun sempat mengalami demam.
Hanya saja, saat ini emosi N sempat tidak terkontrol.
Meli berharap kondisi N segera pulih dan tak berdampak terlalu jauh terhadap pertumbuhan anaknya.
Pasalnya, sebelum terungkap positif narkoba, lanjut Meli, N memperlihatkan gerak-gerik yang tak wajar.
Hal itu terjadi tidak lama setelah meminum air yang diberikan oleh tetangganya.
Adapun tanda-tanda yang ditemukan Meli dari N yaitu mengoceh, tidak mau makan dan minum.
Bahkan, N tidak tidur selama dua hari berturut setelah pulang dari rumah tetangganya hingga mengumpulkan sampah-sampah.
Baca juga: Kasus Balita Samarinda Positif Narkoba usai Minum dari Bekas Bong, Kemenkes Bantu Rehabilitasi
Kronologi Peristiwa
Sebelum N dinyatakan positif Metamfetamina, zat yang ada di dalam sabu-sabu, Meli dan anaknya berkunjung ke rumah tetangganya, TR (50), Selasa (6/6/2023) pukul 16.00 WITA.
Adapun status TR adalah teman satu tempat kerja dengan Meli.
Ketika sampai di rumah TR, N langsung pergi bermain bersama teman-temannya.
Tiba-tiba N datang dan makan snack dan meminta air minum.
"N itu lagi makan snack, lalu minta air minum," jawab Meli, Senin (12/6/23).
Air minum tersebut diakui Meli diambilkan langsung oleh tetangganya.
"Karena saya bertamu ke rumah dia, anak saya haus dan minta minum, lalu tuan rumah sendiri yang mengambil botol itu, sisa setengah," terang Meli.
Awalnya, kata Meli, tidak ada kecurigaan dari air minum yang diberikan kepada N.
Baca juga: Botol yang Diberikan ke Balita di Samarinda hingga Positif Sabu Diduga Bekas Bong
Keanehan baru terasa saat anaknya tak mau makan, minum, berkeringat berlebih, hingga tidak mau tidur saat dibawa pulang.
"Keanehan pertamanya sekitar jam 8 (malam) itu saya tawarin makan nggak mau makan, mungkin saya pikir udah kenyang makan jajan."
"Berkeringat terus, keringatnya bau, padahal nggak pernah bau, saya mikir mungkin karena kebanyakan main," ungkap Meli.
"Sampai jam 10 nggak mau tidur saya paksa, menangis dia, karena saya nggak enak sama tetangga saya, rumah saya kan rumah kayu biasa dempet begitu kan, akhirnya saya ketiduran sampai jam setengah 1," lanjutnya.
Namun, saat Meli terbangun, ia melihat anaknya masih belum tidur.
"Saya bangun kan, saya lihat anak saya masih main, becerita-cerita sendiri, celoteh sendiri, sambil kayak bersih-bersih kumpulin sampah di ambil," ungkap Meli.
Meli pun akhirnya mencoba untuk mengirimkan pesan kepada TR.
"Sampai pagi dia nggak mau tidur, setengah 6 pagi saya chat WA tetangga saya, saya tanya tentang air apa yang diberikan kepada anak saya, lalu dia balas itu air dari tempat kerjaan (di sebuah warung makan)," lanjut Meli.
Ia pun mengirimkan video N kepada TR.
Tak mendapat balasan, WhatsApp Meli justru diblokir oleh TR.
"Terus saya lanjut lagi chat WA nya, Mbak, ini kata tetangga di samping kok kayak efek narkoba, jadi ini mau dibawa ke BNN untuk diperiksa, setelah itu tetangga saya tidak mau membalas chat saya, tidak mengangkat telepon saya, dan memblokir nomor HP saya," lanjut Meli.
Usai diblokir, Meli memilih untuk menceritakan soal keanehan balita tersebut di media sosial.
Cerita Meli pun direspons tim RCP (Reaksi Cepat Perlindungan) Kaltim.
"Anak saya langsung saya bawa ke RSJ untuk tes urine dan dokter menyatakan hasil tes urine saya positif Narkoba," jelas Meli.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunKaltim.co/Briandena Silvania Sestiani)