"Ibunya hanya diobatin dan enggak dirawat ke rumah sakit, terus juga keterangan dia(tersangka) ini pada saat diperiksa sering berubah-ubah karena masih ada pengaruh narkoba jenis sabu," bebernya.
Ginanjar mengatakan, Merpal mulai nakal sejak ibunya berpisah dengan sang ayah dan menikah kembali dengan lelaki baru.
"Karena bapak barunya ini kasar dan dia takut, makanya ibunya menjadi pelampiasan," katanya.
Selain ibunya yang menjadi korban, sang adik juga kerap dimarahi oleh tersangka. Dan terungkap ternyata tersangka iri karena adiknya masih kerap diberikan uang oleh ayah kandungnya.
"Adiknya ini kan masih sekolah, jadi masih sering diberikan uang oleh ayah kandungnya. Sedangkan dia ini udah ngga sekolah, udah bisa ngamen, kerja lah, nah jadi ngga pernah lagi dikasih uang sama bapaknya karena bapaknya pikir dia (tersangka) sudah bisa cari uang sendiri," katanya.
Alasan ibunda penjarakan anak
Marnila tidak menyesal meski harus memenjarakan anaknya.
Marnila bercerita Merpal memang kerap menganiaya dirinya.
"Dia itu sudah sering sekali menganiaya saya, hampir bunuh saya dengan parang yang pertama kali itu tapi saya mengelak, kalau tidak udah kena itu kepala saya," ujar Marnila usai jalani BAP di Polsek Ilir Barat I.
Lebih lanjut Marnila mengungkap kehidupan anaknya di rumah hanya tidur makan saja dan tak pernah bekerja.
"Mana ada dia bekerja, dia itu tidur, makan, tidur makan saja di rumah. Uang minta terus ke saya dan itu juga bukan seribu dua ribu, minum tuak terus di rumah," ujarnya dengan kesal.
Bahkan lebih dari itu, anaknya yang juga kerap konsumsi sabu dan main judi slot ternyata kerap menjual harta benda ibunya yang ada di rumah.
"Isian rumah itu hampir habis dijual dia untuk minum-minum, nyabu. Tabung gas itu sudah sering saya beli dan sering pula dia jual ke orang," katanya.
Marnila juga mengatakan motor yang baru dibeli pernah dijual anaknay dengan harga yang sangat murah.